Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, meluncurkan program 23 desa/kelurahan bersih dari narkoba (Bersinar) pada Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tingkat provinsi 2022.
"23 desa/kelurahan Bersinar se-Kepri terdiri atas 13 desa di Kabupaten Bintan, tiga kelurahan di Tanjungpinang, tiga desa di Kabupaten Karimun, dan 4 kelurahan di Kota Batam," kata dia, usai acara peringatan HANI tingkat Provinsi Kepulauan Riau 2022 di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang, Senin (27/6).
Menurut dia, desa/kelurahan bersinar di Kepulauan Riau itu akan menjadi proyek percontohan peningkatan pendampingan masyarakat desa dalam penyelenggaraan fasilitas desa bersih narkoba yang dikelola secara partisipatif, terpadu, dan berkelanjutan berbasis pendayagunaan sumber daya di desa.
Ia menyampaikan penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu penyebab degradasi indikator makro seperti Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pendidikan, Indeks Ketahanan Keluarga, dan Indeks Kebahagiaan, dan provinsi ini memiliki pencapaian yang baik dalam indikator-indikator tersebut.
Ia mengklaim Indeks Pembangunan Manusia di Kepulauan Riau relatif sangat baik yang berada di angka 75,79 dan menempati urutan pertama se-Sumatera dan urutan keempat se-Indonesia dari 34 provinsi.
Kemudian, indeks pendidikan di Kepulauan Riau berada di angka 89,9 persen dan berada di urutan keempat setelah Bali, Yogyakarta, dan DKI Jakarta. "Sedangkan Indeks Ketahanan Keluarga di angka 75,18 persen, angka ini relatif tinggi dari pada rata-rata nasional. Indeks kebahagiaan hampir mencapai angka 60, urutan ke 6 di Indonesia," katanya.
Ia berkata, Kepulauan Riau yang merupakan lintasan berbagai negara tetangga dan memiliki keterbukaan akses yang luas terhadap peredaran dan masuknya narkoba.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, katanya, Kepulauan Riau juga menjadi wilayah penghubung dari peredaran narkoba.
"Maka itu, saya apresiasi dengan 23 desa bersinar yang telah ditetapkan. Ini akan menjadikan desa sebagai garda terdepan dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Kepulauan Riau," kata dia.
Ia juga berkomitmen mendukung desa/kelurahan bersinar dengan merancang bantuan untuk desa bersinar ke depan, dan turut berpesan kepada kepala daerah kabupaten/kota untuk memberikan perhatian dan penganggaran khusus dalam rangka mendorong desa bersinar benar-benar bersih dari narkoba.
Berdasarkan data BNN, lanjutnya, tidak ada satu pun desa di Indonesia yang bebas dari narkoba. Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 1,95 persen atau jumlah terpapar sebanyak 3,6 juta jiwa dari total populasi dengan rentang umur 10 sampai 59 tahun.
"Angka prevalensi pecandu narkoba di Kepri berada di angka 0,3 persen atau sebanyak 3.080 jiwa yang terpapar penyalahgunaan narkoba pada 2019. Ini yang akan kita kurangi dengan penetapan desa/kelurahan bersinar," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Kepri luncurkan 23 desa/kelurahan bersih dari narkoba
"23 desa/kelurahan Bersinar se-Kepri terdiri atas 13 desa di Kabupaten Bintan, tiga kelurahan di Tanjungpinang, tiga desa di Kabupaten Karimun, dan 4 kelurahan di Kota Batam," kata dia, usai acara peringatan HANI tingkat Provinsi Kepulauan Riau 2022 di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang, Senin (27/6).
Menurut dia, desa/kelurahan bersinar di Kepulauan Riau itu akan menjadi proyek percontohan peningkatan pendampingan masyarakat desa dalam penyelenggaraan fasilitas desa bersih narkoba yang dikelola secara partisipatif, terpadu, dan berkelanjutan berbasis pendayagunaan sumber daya di desa.
Ia menyampaikan penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu penyebab degradasi indikator makro seperti Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pendidikan, Indeks Ketahanan Keluarga, dan Indeks Kebahagiaan, dan provinsi ini memiliki pencapaian yang baik dalam indikator-indikator tersebut.
Ia mengklaim Indeks Pembangunan Manusia di Kepulauan Riau relatif sangat baik yang berada di angka 75,79 dan menempati urutan pertama se-Sumatera dan urutan keempat se-Indonesia dari 34 provinsi.
Kemudian, indeks pendidikan di Kepulauan Riau berada di angka 89,9 persen dan berada di urutan keempat setelah Bali, Yogyakarta, dan DKI Jakarta. "Sedangkan Indeks Ketahanan Keluarga di angka 75,18 persen, angka ini relatif tinggi dari pada rata-rata nasional. Indeks kebahagiaan hampir mencapai angka 60, urutan ke 6 di Indonesia," katanya.
Ia berkata, Kepulauan Riau yang merupakan lintasan berbagai negara tetangga dan memiliki keterbukaan akses yang luas terhadap peredaran dan masuknya narkoba.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, katanya, Kepulauan Riau juga menjadi wilayah penghubung dari peredaran narkoba.
"Maka itu, saya apresiasi dengan 23 desa bersinar yang telah ditetapkan. Ini akan menjadikan desa sebagai garda terdepan dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Kepulauan Riau," kata dia.
Ia juga berkomitmen mendukung desa/kelurahan bersinar dengan merancang bantuan untuk desa bersinar ke depan, dan turut berpesan kepada kepala daerah kabupaten/kota untuk memberikan perhatian dan penganggaran khusus dalam rangka mendorong desa bersinar benar-benar bersih dari narkoba.
Berdasarkan data BNN, lanjutnya, tidak ada satu pun desa di Indonesia yang bebas dari narkoba. Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 1,95 persen atau jumlah terpapar sebanyak 3,6 juta jiwa dari total populasi dengan rentang umur 10 sampai 59 tahun.
"Angka prevalensi pecandu narkoba di Kepri berada di angka 0,3 persen atau sebanyak 3.080 jiwa yang terpapar penyalahgunaan narkoba pada 2019. Ini yang akan kita kurangi dengan penetapan desa/kelurahan bersinar," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Kepri luncurkan 23 desa/kelurahan bersih dari narkoba