Tanjungpinang (ANTARA) - Sejumlah warga di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, tidak mau ketinggalan memanfaatkan momentum libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 untuk pergi berlibur ke tempat-tempat wisata di daerah tersebut.

Salah satu objek wisata yang menjadi pilihan untuk mengisi hari libur ini adalah berkunjung ke kebun anggur di Kampung Siantan, persisnya di seberang jalan kantor Desa Tembeling, Kabupaten Bintan.

Kalau dari pusat Ibu Kota Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang, perjalanan ke kebun anggur bisa ditempuh sekitar 20-30 menit dengan mengendarai sepeda motor atau kendaraan roda empat.

Kebun anggur tersebut dikelola sekaligus dimiliki oleh seorang pria paruh baya Mahdinar bersama putranya Izam.

Keduanya memanfaatkan lahan depan rumah seluas sekitar 1.000 meter persegi yang disulap menjadi kebun anggur dengan konsep green house atau rumah kaca.

Tanaman buah yang ditanam menggunakan media pot itu kini tumbuh subur dan berbuah. Tinggi batangnya rata-rata sudah 1 meter lebih. Dahan dan daunnya menjalar memenuhi area atap polyglass yang digunakan untuk menutupi area kebun tersebut.

Mahdinar menyebut kebun anggur ini mulai digarap pada tahun 2021. Dari yang awalnya enam pohon saja, sekarang sudah mencapai ratusan pohon. Di sini terdapat 30 jenis varian anggur, seperti ninel, catalona larono, dan beberapa varian lain yang berasal dari luar negeri.

Ia bersama anaknya memilih berkebun anggur karena khususnya di Pulau Bintan, sampai sejauh ini belum ada kebun anggur yang dikembangkan oleh warga maupun pemerintah.

Berbekal proses belajar dari media sosial,  akhirnya penanaman anggur yang dilakukan keduanya membuahkan hasil hingga sudah beberapa kali sukses dipanen. Pemilik kebun saat ini hanya menjual hasilnya pada saat anggur siap dipanen.

Meskipun sempat gagal tumbuh dan berbuah pada awal tahun pertama, mereka tidak pernah patah arang untuk terus berusaha. Ungkapan "hasil tiada pernah mengkhianati usaha" pas untuk mengungkapkan ikhtiar Mahdinar.

Ia membeli sebagian benih anggur secara online, sedangkan sisanya sebagian beli Kepri.

Untuk memastikan tanaman anggur tetap sehat dan bertumbuh, ia melakukan pengairan rutin, pagi dan sore hari, masing-masing selama setengah jam.

Selain itu, pemupukan rutin juga dilakukan agar anggur cepat berbuah. Tak heran, kalau per 4 bulan Mahdinar sudah panen anggur di kebun miliknya itu. Pengunjung berfoto di area kebun anggur di Kampung Siantan, Desa Tembeling, Kabupaten Bintan, Kepri, Selasa (26/12/2023). ANTARA/Ogen

Objek ekowisata

Kendati baru berusia sekitar 2 tahun,  kebun anggur ini menjelma menjadi objek wisata baru sekaligus lokasi healing bagi para pencinta buah anggur.

Pada hari-hari libur besar atau di akhir pekan, kebun anggur Mahdinar didatangi banyak pengunjung, rata-rata mencapai 100 hingga 200 orang per hari.

Pengunjung yang masuk ke dalam kawasan kebun anggur itu akan dikenakan biaya sebesar Rp5.000 per orang, sedangkan anak-anak gratis. Dengan biaya sebesar itu, pengunjung diperkenankan berkeliling melihat area kebun anggur dan berswafoto di dalamnya, dengan didampingi langsung Mahdinar atau anaknya Izam.

Pengunjung juga boleh bertanya atau sekadar ingin mengetahui seputar informasi tata cara berkebun anggur. Mahdinar akan sangat senang menjawabnya dengan ramah dan sopan.

Pengunjung juga bisa merasakan sensasi panen anggur di kebun tersebut dengan merogoh kocek Rp8-10 ribu untuk setiap ons dari anggur yang dipanen. Setelah itu, anggur bisa langsung disantap atau dibawa pulang ke rumah.

Mahdinar memang perlu memonetisasi kebun anggurnya mengingat modal awal pembuatan kebun ini mencapai ratusan juta rupiah.

Salah seorang pengunjung asal Kota Tanjungpinang, Hasan Basri, mendapatkan pengalaman baru setelah berkunjung ke kebun anggur Mahdinar karena belum ada warga sekitarnya yang mau berkebun anggur.

Ia kagum dengan kegigihan Mahdinar dan keluarga sukses bercocok tanam anggur di atas lahan Pulau Bintan yang notabene adalah bekas lahan tambang bauksit.

Hasan bersama istri dan anak-anaknya sengaja berkunjung ke kebun anggur itu untuk mengisi hari libur Natal dan Tahun Baru. Informasi keberadaan kebun anggur di Desa Tembeling itu diperoleh anaknya dari unggahan media sosial rekannya yang telah terlebih dahulu berkunjung ke sana.

Momen berada di kebun anggur itu pun diisi dengan berswafoto keluarga hingga panen langsung berbagai jenis anggur untuk dibawa pulang.

"Anggurnya segar. Rasanya bervariasi, ada masam dan manis," ucap Hasan.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Bintan juga ikut mengapresiasi inovasi kebun anggur yang dikembangkan oleh Mahdinar bersama anaknya itu.

Bahkan, Wakil Bupati Bintan, Ahdi Muqsith langsung turun meninjau lokasi kebun anggur itu setelah menjadi buah bibir masyarakat pada bulan September 2023.

Kala itu, wakil bupati dan rombongan berkeliling tiap sudut kebun untuk melihat sekaligus mencicipi beberapa jenis tanaman anggur di sana.

Ia pun terkejut dengan pemahaman pemilik kebun anggur itu tentang buah yang harganya tergolong cukup mahal ini. Apalagi si pemilik autodidak tanpa punya basic di bidang pertanian, khususnya berkebun anggur.

Kebun anggur ini selain menjadi peluang usaha juga menjadi destinasi ekowisata, yakni satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Terbukti hampir setiap pekan, deretan pohon anggur di sini selalu kedatangan pengunjung. Bahkan ke depan ada rencana lahan kebun ini akan diperluas dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tembeling agar peluang usaha dan ekowisata semakin berkembang.

Kesuksesan pemilik berkebun anggur itu pun bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang mau fokus berusaha di bidang yang digeluti tanpa kenal kata menyerah. Mahdinar, pemilik kebun anggur di Kampung Siantan, Desa Tembeling, Kabupaten Bintan, Kepri, Selasa (26/12/2023). ANTARA/Ogen

Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024