Tanjungpinang (ANTARA) - Bulog Cabang Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjual 1,8 ton beras stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) atau medium di pasar murah Ramadhan di acara Kepri Ramadhan Fair 2024 di Tugu Sirih.
"Antusias masyarakat luar biasa untuk membeli beras SPHP, karena beras medium Bulog tak kalah kualitasnya dengan beras premium di pasaran," kata Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang, Arief Alhadihaq ditemui di lokasi pasar murah, Sabtu sore.
Arief menyebut beras medium Bulog dalam bentuk kemasan lima kilogram dijual seharga Rp53 ribu atau lebih murah dibanding harga pasaran. Maka tak heran, kalau banyak warga yang membeli beras tersebut. Bahkan dalam hitungan jam, dua ton beras hampir ludes terjual.
Baca juga: Kemenag Kepri gelar Tanjak Expo
Selain itu, Bulog Tanjungpinang juga menjual daging beku sebanyak 30 kilogram dengan harga Rp80 ribu per kilogram.
Lalu, ada minyak goreng sebanyak 300 liter, dan gula sebanyak 300 kilogram. Masing-masing dijual seharga Rp15 ribu per kilogram.
"Kami pun menjual beras premium Bulog sebanyak 200 kilogram, seharga Rp65 ribu per lima kilogram," ujar Arief.
Arief menyampaikan pihaknya terus mendukung gerakan pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Kepri tersebut, dalam rangka menstabilkan harga pangan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Baca juga: Kemenag Kepri serahkan insentif untuk 1.350 guru RA
Selain itu, pasar murah bertujuan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok di bulan Ramadhan dengan harga lebih terjangkau.
"Harga bahan pokok di pasar murah lebih murah dibanding pasar tradisional," ujarnya.
Dalam pasar murah tersebut, Pemprov Kepri melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kepri turut menjual cabai merah seharga Rp70 ribu kilogram, sementara di pasaran mencapai Rp90-100 ribu per kilogram.
Ada pula aneka jenis ikan yang dijual Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri, seperti ikan benggol seharga Rp18 ribu per kilogram, dan ikan tongkol seharga Rp25 ribu per kilogram.
Hingga menjelang waktu berbuka puasa, warga antre memadati pasar murah untuk membeli kebutuhan pangan dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: Lansia yang hilang di Desa Selaut Natuna ditemukan meninggal
"Antusias masyarakat luar biasa untuk membeli beras SPHP, karena beras medium Bulog tak kalah kualitasnya dengan beras premium di pasaran," kata Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang, Arief Alhadihaq ditemui di lokasi pasar murah, Sabtu sore.
Arief menyebut beras medium Bulog dalam bentuk kemasan lima kilogram dijual seharga Rp53 ribu atau lebih murah dibanding harga pasaran. Maka tak heran, kalau banyak warga yang membeli beras tersebut. Bahkan dalam hitungan jam, dua ton beras hampir ludes terjual.
Baca juga: Kemenag Kepri gelar Tanjak Expo
Selain itu, Bulog Tanjungpinang juga menjual daging beku sebanyak 30 kilogram dengan harga Rp80 ribu per kilogram.
Lalu, ada minyak goreng sebanyak 300 liter, dan gula sebanyak 300 kilogram. Masing-masing dijual seharga Rp15 ribu per kilogram.
"Kami pun menjual beras premium Bulog sebanyak 200 kilogram, seharga Rp65 ribu per lima kilogram," ujar Arief.
Arief menyampaikan pihaknya terus mendukung gerakan pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Kepri tersebut, dalam rangka menstabilkan harga pangan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Baca juga: Kemenag Kepri serahkan insentif untuk 1.350 guru RA
Selain itu, pasar murah bertujuan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok di bulan Ramadhan dengan harga lebih terjangkau.
"Harga bahan pokok di pasar murah lebih murah dibanding pasar tradisional," ujarnya.
Dalam pasar murah tersebut, Pemprov Kepri melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kepri turut menjual cabai merah seharga Rp70 ribu kilogram, sementara di pasaran mencapai Rp90-100 ribu per kilogram.
Ada pula aneka jenis ikan yang dijual Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri, seperti ikan benggol seharga Rp18 ribu per kilogram, dan ikan tongkol seharga Rp25 ribu per kilogram.
Hingga menjelang waktu berbuka puasa, warga antre memadati pasar murah untuk membeli kebutuhan pangan dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: Lansia yang hilang di Desa Selaut Natuna ditemukan meninggal