Jenewa (ANTARA) - Utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen menyebutkan bahwa jatuhnya rezim Bashar al-Assad sebagai momentum penting dalam sejarah Suriah, setelah hampir 14 tahun rakyat negara itu mengalami "penderitaan yang tak henti-hentinya dan kehilangan yang tak terkatakan."
"Babak gelap ini telah meninggalkan luka yang dalam, tetapi hari ini kita menantikan dengan harapan untuk dibukanya babak baru—babak perdamaian, rekonsiliasi, martabat, dan inklusi bagi semua warga Suriah," kata Pedersen dalam sebuah pernyataan, Minggu.
"Bagi mereka yang mengungsi, momentum ini memperbarui visi untuk kembali ke rumah mereka yang pernah hilang. Bagi keluarga yang terpisah oleh perang, ini merupakan awal dari reuni yang membawa harapan," katanya, menambahkan.
"Bagi mereka yang ditahan secara tidak adil, dan keluarga-keluarga dari mereka yang ditahan dan hilang, dibukanya pintu penjara mengingatkan kita akan jangkauan keadilan pada akhirnya."
Assad melarikan diri dari Suriah ke lokasi yang tidak diketahui setelah kelompok anti-rezim menguasai Ibu Kota Damaskus, Minggu dini hari.
Peristiwa ini menandai runtuhnya rezim Partai Baath, yang telah memerintah Suriah sejak 1963.
Jatuhnya rezim Assad terjadi hampir seminggu setelah kelompok anti-rezim menguasai Aleppo, kota besar di Suriah utara.
Pedersen mengakui bahwa meskipun masih ada tantangan besar ke depannya, tetapi momentum ini penting untuk menyambut pembaruan di Suriah.
"Ketahanan rakyat Suriah menawarkan jalan menuju Suriah yang bersatu dan damai," katanya.
Utusan khusus PBB itu meminta semua aktor bersenjata di lapangan untuk menjaga perilaku baik, hukum dan ketertiban, melindungi warga sipil, serta menjaga lembaga publik.
Sumber: Anadolu
Yordania dukung...
Sementara itu, Yordania akan mendukung setiap proses politik yang dijalankan rakyat Suriah untuk membangun sistem politik baru setelah runtuhnya rezim Bashar al-Assad, kata Menteri Luar Negeri Ayman Safadi dalam sebuah pernyataan pada Minggu.
"Kami mengikuti perkembangan di Republik Arab Suriah dengan minat dan perhatian yang besar terhadap keamanan, keselamatan, persatuan, kedaulatan Suriah, dan keamanan rakyatnya," kata Menlu Safadi.
Dia mengatakan Yordania siap untuk memberikan semua dukungan yang memungkinkan kepada rakyat Suriah dalam upaya mereka untuk membangun kembali tanah air, lembaga, dan sistem politik mereka, dengan cara yang menjamin keamanan, kedaulatan, kebebasan Suriah, dan kehidupan yang bebas dan bermartabat bagi semua warganya.
“Kami akan mendukung setiap proses politik yang dijalankan oleh rakyat Suriah untuk membangun sistem politik yang memenuhi aspirasi rakyat Suriah yang bersaudara, menjaga hak-hak mereka, dan menempatkan Suriah di jalur untuk membangun masa depan yang aman dan terpenuhi hak-hak bagi rakyatnya,” ujarnya, menambahkan.
Diplomat senior Yordania itu juga menyerukan perlunya melindungi Suriah dari kekacauan dan menjaga lembaga-lembaga nasional negara itu.
“Yordania siap memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan oleh rakyat Suriah yang bersaudara, dan kami sepenuhnya mendukung keamanan dan stabilitas mereka,” kata Safadi.
Assad melarikan diri dari Suriah ke lokasi yang tidak diketahui setelah kelompok anti-rezim menguasai Ibu Kota Damaskus pada Minggu dini hari, menandai runtuhnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963.
Peristiwa itu terjadi lebih dari seminggu setelah kelompok anti-rezim menguasai Aleppo, sebuah kota besar di Suriah utara.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBB: Jatuhnya rezim Assad momentum penting setelah penderitaan Suriah