Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Provinsi Kepulauan Riau memastikan ketersediaan beras di daerah itu dalam kondisi aman hingga akhir 2025.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Natuna Basri di Natuna, Rabu, mengatakan stok beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang tersedia di Gudang Perum Bulog Natuna saat ini mencapai 1.291 ton.

Selain stok di Bulog, juga terdapat beras dengan kualitas premium yang tersimpan pada pedagang di 17 kecamatan, dengan total diperkirakan mencapai 1.450 ton.

"Harga beras SPHP masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan kualitas medium dan tidak boleh berada di atas HET, sedangkan beras jenis premium boleh di atas HET," ujar dia.

Pemkab Natuna juga mencatat ketersediaan pangan lain di tingkat pedagang, meliputi minyak goreng 36.229 liter, tepung 53,55 ton, gula 67,31 ton, mentega ton ton, telur ayam 2.457 ikat, bawang merah 95 ton, bawang putih 2,7 ton, ayam potong 11,95 ton, kedelai 0,74 ton, serta gas elpiji 22,8 ton.

Menurut Basri, komoditas tersebut diperkirakan cukup untuk kebutuhan masyarakat lebih dari satu bulan.

"Untuk ketersediaan stok selalu dipantau oleh tim di lapangan," ujar dia.

Sementara itu, Pemimpin Perum Bulog Cabang Natuna Delly Bayu Putra menyampaikan jika mengacu pada penyaluran di 2024 rata-rata beras SPHP yang keluar dari gudang mereka mencapai 200 ton per bulan.

Bulog Natuna saat ini lanjut dia, memiliki dua Gudang meliputi di Ranai, Kecamatan Bunguran Timur dengan stok 815 ton, dan di Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat dengan stok 476 ton.

Jika mengacu pada stok tersebut lanjut dia, diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan selama enam bulan ke depan.

"Kehadiran beras SPHP di Natuna merupakan upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat agar tidak terdampak inflasi. Harga penjualan mitra Bulog ke konsumen tetap di bawah HET Rp65.500 per lima kilogram. Harga tertinggi di pasaran saat ini sekitar Rp62.000,” katanya.


Pewarta : Muhamad Nurman
Editor : Laily Rahmawaty
Copyright © ANTARA 2025