Tanjungpinang (Antara Kepri) - Bupati Kabupaten Natuna, Ilyas Sabli menegaskan bahwa Natuna membutuhkan kapal yang bisa mengangkut orang dan barang.
"Tidak perlu kapal mewah seperti Gunung Bintan, yang penting kapal itu bisa mengangkut penumpang dan barang ke Natuna," kata Ilyas Sabli.
Karena menurutnya, transportasi utama di Natuna diharapkan bukan hanya bisa mengangkut orang, tetapi juga barang kebutuhan pokok dan material bangunan.
"Meskipun sudah ada 2 maskapai yakni Sriwijaya dan Wings , tapi yang sangat penting itu adalah kapal," tegasnya.
Karena ucap Sabli, selama kejadian tidak beroperasinya Perintis di Natuna, kapal niaga milik masyarakatlah yang berlomba-lomba memasukkan barang dari Batam dan Kalimantan ke Natuna.
Sementara perbandingan harganya kata Sabli, capai 40 persen hanya untuk komoditi sayuran dari harga di daerah perolehannya seperti di Batam dan Kalimantan Barat.
"Belum lagi adanya faktor tingginya gelombang sehingga barang tidak bisa dipasokkan, seperti yang terjadi di Kecamatan Serasan Timur dan Subi," paparnya.
Terkait program Presiden Joko Widodo yang berencana menyediakan kapal khusus mengangkut barang untuk meratakan selisih harga di Jawa dan pulau terdepan, pihaknya sangat setuju dan mengharapkan segera mungkin.
"Menang itu yang kita tunggu selama ini, tapi tentunya kami tidak tinggal diam menunggu itu," ucapnya. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir
"Tidak perlu kapal mewah seperti Gunung Bintan, yang penting kapal itu bisa mengangkut penumpang dan barang ke Natuna," kata Ilyas Sabli.
Karena menurutnya, transportasi utama di Natuna diharapkan bukan hanya bisa mengangkut orang, tetapi juga barang kebutuhan pokok dan material bangunan.
"Meskipun sudah ada 2 maskapai yakni Sriwijaya dan Wings , tapi yang sangat penting itu adalah kapal," tegasnya.
Karena ucap Sabli, selama kejadian tidak beroperasinya Perintis di Natuna, kapal niaga milik masyarakatlah yang berlomba-lomba memasukkan barang dari Batam dan Kalimantan ke Natuna.
Sementara perbandingan harganya kata Sabli, capai 40 persen hanya untuk komoditi sayuran dari harga di daerah perolehannya seperti di Batam dan Kalimantan Barat.
"Belum lagi adanya faktor tingginya gelombang sehingga barang tidak bisa dipasokkan, seperti yang terjadi di Kecamatan Serasan Timur dan Subi," paparnya.
Terkait program Presiden Joko Widodo yang berencana menyediakan kapal khusus mengangkut barang untuk meratakan selisih harga di Jawa dan pulau terdepan, pihaknya sangat setuju dan mengharapkan segera mungkin.
"Menang itu yang kita tunggu selama ini, tapi tentunya kami tidak tinggal diam menunggu itu," ucapnya. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir