Lingga (Antaranews Kepri) - Budaya masyarakat asli tempatan atau suku laut dan tumbuhan periok kera atau cangkir monyet Nepenthes akan diusung menjadi tema pada grand karnaval, yang digelar Akari Ceconnon Kabupaten Lingga awal bulan Februari mendatang di Lapangan Merdeka Dabosingkep.
"Kami mengangkat tema ini karena suku asli tempatan atau suku laut di Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepri ini merupakan suku asli yang perlahan mulai jarang dikenal," kata Arbain Wakil ketua Akari Ce Connon Kabupaten Lingga kepada Antara, Rabu.
Diangkatnya budaya suku laut dalam bentuk kostum sebagai wujud kepedulian para penggiat kostum karnaval di Kabupaten Lingga terhadap potensi yang dimiliki Kabupaten Lingga. Selama ini suku laut di Kabupaten Lingga masih banyak ditemui bermukim di beberapa pulau di Kabupaten Lingga, meskipun sebagian besar dari mereka sudah tinggal didarat namun kebiasaan, adat dan budayanya masih terjaga hingga turun temurun.
Potensi yang begitu besar dimiliki oleh Kabupaten Lingga ini belum mampu dikelola secara maksimal oleh pemerintah daerah, padahal di beberapa negara suku asli menjadi ikon wisata yang dapat menjadi daya tarik wisatawan asing.
"Suku asli di Lingga ini masih banyak kita temui di pulau-pulau sekitar Lingga, tapi belum tergarap secara maksimal padahal potensinya luar biasa," jelasnya.
Selain itu untuk periok kera atau tumbuhan cangkir monyet ini merupakan jenis fauna atau tanaman hutan yang banyak ditemui di Kabupaten Lingga, namun seiring perkembangan waktu dan banyaknya pembukaan lahan oleh pengusaha dan pemerintah tanaman yang memiliki khasiat obat ini perhalan-lahan mulai punah dan tidak pernah dilestarikan.
Grand Festival yang akan digelar oleh Akari Ce Connon ini nantinya akan melibatkan ratusan kostum dari berbagai komunitas yang ada di Kabupaten Lingga. Panitia menargetkan kegiatan grand festival kostum karnaval ini sebagai festival terbanyak yang pernah diselenggarakan oleh Akari Ce Connon setelah lima tahun terbentuk.
Hal ini terlihat dari ramainya respon peserta dari berbagai kalangan saat workshop yang digelar beberapa waktu yang lalu di Gedung Nasional Dabosingkep. Peserta dari kegiatan ini diprediksi tidak hanya dari sekolah menengan dan umum, bahkan beberapa sekolah taman kanak-kanak yang ada di wilayah Singkep juga mulai mempersiapkan anak didiknya untuk tampir di Grand Festival tersebut.
"Undangan sudah kita sebar ke sekolah-sekolah dan alhamdulillah sudah mendapat respon positif dari para pembina," ungkapnya. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir