Nelayan Natuna maklumi kebijakan terkait penyesuaian harga BBM

id Natuna, kepri, HNSI, harga BBM

Nelayan Natuna maklumi kebijakan terkait penyesuaian harga BBM

Tampak nelayan melakukan persiapan melaut di Desa Teluk Buton, Bunguran Utara, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Arsip) (ANTARA/Cherman)

Natuna (ANTARA) - Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau mengatakan Nelayan Natuna, Kepri, memaklumi kebijakan pemerintah terkait penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.

"Mau bagaimana lagi, nelayan tidak ada pilihan selain solar, kalau ada BBM jenis lain kita tinggal menyesuaikan," kata Sekretaris HNSI Natuna, Razak Al Izhar di Ranai, Natuna, Senin.

Terkait penyesuaian harga solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, kata Razak, jelas mempengaruhi biaya operasional nelayan, namun menurutnya hal yang lebih penting dari itu adalah ketersediaan solar subsidi lebih penting bagi nelayan.

"Biasa nelayan modal melaut dengan biaya Rp10 juta sekarang paling tidak naik menjadi sekitar Rp13 juta, nelayan yang penting solar tersedia di Natuna," kata Razak.

Terkait naiknya harga jual ikan konsumsi warga di pasar Ranai Natuna saat ini, menurut Razak, tidak terkait dengan penyesuaian harga BBM.

"Kalau harga ikan itu tergantung harga pasar, artinya jika hasil tangkapan melayan banyak ikan akan murah begitu juga sebaliknya," kata Razak.

Rudi, seorang nelayan Sepempang, Bunguran Timur, Natuna, juga mengatakan hal serupa terkait penyesuaian harga BBM solar subsidi tidak lebih penting dari pada jaminan ketersediaan pasokan solar bagi nelayan setempat.

"Bagi kami pasokan solar itu lebih penting, kalau harga kita tinggal menyesuaikan, kalau tak mampu beli banyak kami beli sedikit, yang penting solar tidak langka lagi," kata Rudi.

Menurut dia, saat ini ketersediaan solar bagi nelayan tidak mengalami kendala, namun nelayan juga akan ada penyesuaian harga jual ikan.

"Nanti jangan kaget jika harga ikan naik, kemungkinan kita akan sesuaikan juga dengan biaya operasional," kata dia.

Hasil pantauan di pasar ikan Ranai, Natuna, Senin (5/9), terjadi kenaikan harga beberapa jenis ikan pelagis sekitar 11 persen dari harga normal.

"Tadi di pasar harga ikan seperti ikan mayok naik dari Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu,kalau lagi banyak kadang Rp35 ribu, sekarang memang lagi mahal," kata Ningsih salah satu warga setempat usai membeli ikan.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE