"Data yang masuk ke kami itu, mereka sudah ada yang meninjau sendiri ruko, ada yang meninjau sendiri rumah. Kebanyakan dari mereka memang tidak mau tinggal di rumah susun (rusun), karena mungkin sudah terbiasa dengan kehidupan di kampung yang ada halamannya. Jadi saat ini pilihannya adalah di ruko dan di rumah, kalau di rusun mereka memang tidak mau," ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait di Batam Kepulauan Riau, Senin (25/9).
Dia menjelaskan, sampai saat ini sesuai estimasi perhitungan dari tim BP Batam, ada sekitar 400 ruko yang tersedia dan 63 rumah yang tersedia di wilayah Kota Batam.
"Tapi memang kalau rumah ini kan harus ada listrik dan air, itu sedang proses pemasangan. Saat ini, yang sudah terpasang ada 15 rumah," katanya.
Untuk perlengkapan rumah milik warga yang hendak pindah, BP Batam juga akan memberi bantuan berupa mobil untuk mengangkut barang-barang pindahan.
"Dibantu BP Batam semua mobilisasinya, dan bagi yang ingin pindah mulai hari ini juga sudah bisa, tinggal menghubungi kami," ucapnya.
Ariastuty mengatakan, sampai saat ini sudah lebih 30 persen warga yang bersedia pindah dari 4 kampung, yang merupakan tahap pertama proses relokasi atas proyek Rempang Eco-City.
"Sudah lebih dari 30 persen yang bersedia pindah," ujar dia.
Rudi instruksikan petugas tidak memaksa warga Rempang pindah
BP Batam tambah lahan relokasi baru untuk warga Rempang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BP Batam sebut warga Rempang pilih tinggal di ruko ketimbang di rusun
Komentar