Peserta Batam Expo Keluhkan Stan Tutup Dini

id batam, expo, solindo, convex, peserta, keluhkan, stan, tutup, dini, sahman, lin-lin,suyanthy,

Batam (ANTARA News) - Beberapa peserta Batam Expo 2011,  mengeluh sebab  panitia tidak menyediakan acara atraktif malah membiarkan puluhan peserta secara dini mengemasi barang dan peraga dari stan sebelum pameran berakhir pada Minggu malam.

 Akibat tidak ada pertunjukkan khusus dan menarik, ditambah sebagian peserta sudah membongkar barang dan displai, pameran ini seperti sudah berakhir padahal penutupan seharusnya pukul 21.00 WIB, kata pengusaha lukisan cat minyak, Joko asal Semarang, Jawa Tengah, dan Suyanthy Lelono Wati, pengusaha kerajinan kulit kerang asal Pancur, Batam, Kepulauan Riau.

Batam Expo  4-8 Mei 2011 diikuti 125 peserta dari 27 provinsi. Pameran itu merupakan yang kesebelas kali diselenggarakan Pemerintah Kota Batam bekerja sama dengan PT Solindo Duta Convex, "event organizer" dari Jakarta.

Ekspo tersebut setiap hari dibuka mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB, tetapi pada hari terakhir banyak peraga dan materi stan yang dibongkar peserta sebelum waktu penutupan dengan alasan perlu berlibur dan harus tutup atau berkemas lebih awal sebab besok sudah harus kembali bekerja.

"Ada pula peserta yang minta jaminan panitia bila barang ditinggal. Kami tentu tidak bersedia," kata Rahmat dari Solindo selaku manajer projek Batam Expo 211.

Kosongnya separuh dari 125 stan sejak siang menyebabkan panitia tidak mengundang pejabat atau mengadakan pertunjukkan khusus pada malam penutupan yang menurut peserta biasanya menjadi daya  tarik orang untuk berkunjung dan berbelanja barang yang diobral pedagang.

"Bagaimana kami pantas mengundang pejabat kalau sudah banyak stan tutup?" kata Rahmat.

Joko maupun Suyanthy menyatakan, seharusnya panitia tegas dan profesional dengan melarang pembongkaran stan minimal sebelum pukul 17.00 WIB sebab lalu lintas barang yang sedang dikeluarkan mengganggu kenyamanan pengunjung maupun stan peserta yang masih bertahan.

Meski merasa tidak nyaman pada hari terakhir, Suyanthy pemilik usaha Yanthy Souvenir menyatakan cukup senang sebab dalam lima hari pameran, enam set kerajinan gonggong, ranga, dan jamur yang dinamai "Bunga Hidangan Laut" terjual, dan bahkan seorang warga Malaysia minta dihubungi bila ia berpameran di Johor Bahru.

"Omset kami di sini hanya sekitar Rp5 juta. Lukisan besar berukuran 140 cm x 80 cm seharga Rp14 juta dan Rp15 juta tidak terjual satu pun. Pengunjung rata-rata warga lokal dan hanya membeli lukisan yang harganya Rp100-Rp200 ribu," kata Joko bersama istrinya.

Ia mengatakan baru pertama kali ikut pameran di Batam dan dari lima hari hasil penjualannya hanya cukup mengganti biaya akomodasi dan tiket pulang-pergi Batam-Semarang.

"Biasa. Kami tidak kapok," kata Nyonya Joko yang bersama suaminya sering pameran dagang di berbagai kota dan pada International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2011 di Jakarta mengalami panen pembelanja.

Inacraft ia gambarkan ramai sekali dikunjungi meski setiap orang harus membayar tiket Rp10 ribu, dan peserta pameran harus tertib, tidak boleh mengosongkan stan sebelum waktunya.

"Pengunjung Batam Expo 2011 umumnya orang lokal, tetapi lumayan, beberapa saron (gamelan) mini dan congklak kayu, terjual," kata Aa Sahman. 

Pria asal Jawa Barat itu pengusaha Lin-Lin Art Shop dan sehari-hari membuka toko cenderamata di Batam Centre Mall yang banyak dikunjungi turis dari Singapura, Malaysia dan Filipina. ***5***

  

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE