Karimun (ANTARA News) - Bupati Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Nurdin Basirun mengatakan pelabuhan Malarko yang sedang dibangun di pantai Desa Pongkar, Kecamatan Tebing merupakan sarana vital bagi pengembangan kawasan perdagangan bebas atau ''free trade zone''.
''Pelabuhan Malarko merupakan infrastruktur vital untuk mendukung pengembangan investasi di FTZ. Sebelum pelabuhan itu selesai, maka pengembangan investasi menjadi lambat,'' katanya saat meninjau pembangunan Pelabuhan Malarko di Pantai Pongkar, Sabtu.
Nurdin mengatakan pelabuhan Malarko akan menjadi pintu masuk barang-barang kebutuhan investor.
Arus barang-barang seperti peti kemas untuk kebutuhan perdagangan FTZ, menurut dia akan melewati pelabuhan yang berhadapan dengan Pulau Karimun Anak itu.
''Saat ini pengembangan investasi baru untuk industri galangan kapal, sedangkan untuk perdagangan dan industri lain belum ada karena terhambat belum adanya pelabuhan peti kemas,'' ujarnya.
Menurut dia, pelabuhan Malarko diproyeksikan sebagai pelabuhan terbesar kedua setelah Batu Ampar, Batam.
''Kami mengharapkan pelabuhan ini dapat menampung limpahan kontainer dari Singapura. Ini peluang yang sangat besar apalagi posisi pelabuhan berdekatan dengan Selat Malaka,'' ucapnya.
Karena menjadi kunci pengembangan FTZ, dia mengatakan telah meminta Menteri Perhubungan menuntaskan pengerjaannya pada 2012.
''Kami telah menyampaikan kepada Menteri agar penganggarannya melalui APBN sekaligus sehingga bisa tuntas pada 2012,'' katanya.
Selain pelabuhan peti kemas, pelabuhan Malarko akan menjadi tempat bersandar kapal Pelni yang selama ini lego jangkar di perairan depan Pelabuhan Domestik Tanjung Balai Karimun.
"Untuk lahan sudah tidak masalah. Untuk kedalaman kita upayakan untuk diperdalam sehingga bisa dilayari kapal-kapal besar, itulah tujuan pemerintah daerah menyusun Perda Pendalaman Alur,'' ucapnya.
Ridwan, supervisor PT Putri Salju Satria, selaku kontraktor pelaksana mengatakan, pengerjaan proyek tahun jamak itu akan selesai pada 2012.
"Saat ini kita sedang membangun turap, sedangkan pereklamasian lahan laut untuk areal pelabuhan pada 2012,'' ucapnya.
Menurut dia, pelabuhan Malarko dibangun berbentuk huruf "L" dengan panjang sekitar 545 meter.
''Seluruh areal pelabuhan merupakan lahan laut, itulah yang akan direklamasi pada 2012. Sedangkan untuk kedalaman, memang harus diperdalam karena lahan yang direklamasi sangat dangkal dan berubah menjadi pantai ketika air surut,'' jelasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Karimun Cendra Nawazir dalam satu kesempatan mengatakan, pemerintah daerah juga sudah membebaskan lahan seluas 1,6 hektare dengan anggaran sekitar Rp200 juta untuk pembangunan jalan menuju lokasi pelabuhan.
''Total anggaran APBN, sampai pelabuhan ini selesai mencapai Rp111 miliar,'' ujar Cendra.
(ANT-D/Btm1)

Komentar