Upaya Melestarikan Tradisi Lampu Colok di Karimun

id upaya, melestarikan, lampu, colok, karimun, festival, lailatul, qadar

Upaya Melestarikan Tradisi Lampu Colok di Karimun

Festival Lampu Colok di Karimun. (kepri.antaranews.com/Rusdianto)

Di mata masyarakat Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, menyalakan lampu colok, sejenis pelita menggunakan minyak tanah di halaman rumah atau di pinggir jalan, menjadi rutinitas tahunan dalam menyambut malam ke-27 Ramadhan, malam yang juga dikenal dengan malam lailatul qadar.

Warga masyarakat bahu membahu membuat lampu colok dari kaleng bekas, gapura berbentuk miniatur masjid serta mengumpulkan dana untuk membeli minyak tanah sebagai bahan bakar.

Kawasan paling semarak dengan memerahnya cahaya lampu colok terlihat di sepanjang jalan Kelurahan Sei Raya Kecamatan Meral, jalan utama yang menghubungkan kota Tanjung Balai Karimun dengan Desa Pangke di bagian utara Pulau Karimun Besar.

Di RT 02/RW 02 Sei Raya, gapura setinggi 25 meter dan lebar 10 meter, dengan tulisan arab "Allah" dan "Muhammad" di bagian tengah memerah sejak Festival Lampu Colok diresmikan Bupati Karimun Nurdin Basirun pada malam ke-27 Ramadhan 1432 Hijriah.

Pada kiri kanan jalan sepanjang sekitar dua kilometer turut berjejer lampu colok yang ditopang tiang kayu dan menyala sejak pukul 19.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Dari kejauhan, gapura colok dan jejeran lampu colok tersebut tampak indah dipandang mata.

''Kami menyiapkan gapura dan lampu colok sejak 31 Juli lalu. Semuanya disiapkan secara swadaya,'' kata Selamat, Ketua Pemuda RT 02/RW 02 Sei Raya, Kecamatan Meral.

Selamat mengatakan dana yang dihabiskan untuk membangun gapura, membeli kaleng dan minyak tanah sekitar Rp9 juta.

''Tahun ini, kami membuat 3.500 lampu colok dari kaleng minuman serta menyiapkan 6 drum minyak tanah untuk kebutuhan empat malam,'' katanya.

Gapura RT 02/RW 02 Sei Raya merupakan langganan juara Festival Lampu Colok yang setiap tahun diselenggarakan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Karimun.

''Kami meraih juara selama tiga tahun berturut-turut. Terlepas dari juara atau tidak, pemasangan lampu colok tetap kami lakukan melestarikan tradisi menyambut malam tujuh likur. Selain itu bertujuan untuk menyemarakkan malam bulan Puasa dan takbiran,'' katanya.

Gapura RT 01/RW 01 Sei Raya juga tak kalah semaraknya dengan gapura RT 02/RW 02.

Bentuk gapura di RT 01/RW 01 juga berbentuk kubah masjid, namun ketinggiannya lebih rendah dibandingkan gapura RT 02/RW 02.

Di kiri kanan jalan juga berjejer lampu colok dengan cara digantung pada seutas kawat yang ditopang tiang kayu setinggi sekitar 1,5 meter.

Ketua Pemuda RT 01/RW 01 Sei Raya, Adit mengatakan untuk menerangi gapura dan kiri kanan jalan sepanjang satu kilometer, pihaknya membutuhkan 2.500 lampu colok.

''Kami menyiapkan 5 drum minyak tanah untuk menyalakan seluruh lampu colok sampai malam takbiran,'' katanya.

Pemasangan lampu colok di Sei Raya mengundang warga di tiga kecamatan di Pulau Karimun Besar untuk berkeliling kota.

Pada malam peresmian, ribuan pengendara sepeda motor dan mobil terjebak macet sepanjang empat kilometer.

Putra, pengendara motor mengaku terjebak macet selama satu jam karena ramainya warga yang berkeliling kota.

''Motor yang saya kendarai terjebak macet selama satu jam, mulai dari perumahan Taman Mutiara Karimun hingga Parit Benut. Sepeda motor dan mobil beringsut dari arah depan maupun belakang,'' katanya.

Dia mengatakan sengaja berkeliling kota bersama istri hanya untuk menyaksikan terangnya gapura dengan cahaya lampu colok.

''Suasana kota menjadi semarak dan meriah. Festival ini sudah selayaknya dilestarikan karena bisa menjadi aset wisata daerah,'' katanya.

Warga yang berkeliling menyempatkan diri mengabadikan gapura colok dengan kamera ponsel.

''Lumayan indah untukk dijadikan "wallpaper" pada ponsel,'' kata warga lain, Hartoyo.

Selain Sei Raya, gapura lampu colok juga terpampang di kawasan Kapling, Jalan Pertambangan Kecamatan Tebing, Kelurahan Teluk Air Kecamatan Tanjung Balai Karimun hingga Desa Pongkar dan Pangke.

Tradisi Masyarakat

Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan pemasangan lampu colok merupakan tradisi masyarakat yang dapat dijadikan aset wisata daerah setempat.

Pemerintah daerah, kata dia, mendorong tradisi tersebut karena berdampak positif bagi pengembangan kepariwisataan daerah.

''Pemerintah akan tetap melestarikan tradisi ini sebagai salah satu objek wisata lokal. Setidaknya, untuk memeriahkan malam Ramadan dan takbiran, malam merayakan kemenangan setelah satu bulan berpuasa,'' ucapnya.

Menurut dia, Festival Lampu Colok diharapkan dapat menarik minat wisatawan Singapura dan Malaysia untuk datang berkunjung.

"Sebagai daerah perbatasan, hal-hal yang bersifat positif akan kita dukung, tinggal bagaimana kita dapat mempromosikannya dengan optimal agar wisatawan mancanegara datang berkunjung,'' katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Karimun Syuryaminsyah mengatakan telah menyiapkan hadiah dengan total Rp36 juta untuk pemenang Festival Lampu Colok yang diumumkan pada malam takbiran.

Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta, pemenang kedua Rp8 juta, dan ketiga Rp6 juta. Sedangkan pemenang harapan satu, dua dan tiga masing-masing sebesar Rp5 juta, Rp4 juta dan Rp3 juta.

''Hadiah yang diberikan kepada pemenang merupakan uang pembinaan. Jumlahnya memang masih kecil karena keterbatasan anggaran,'' katanya.

Menurut Syuryaminsyah, pemenang festival ditentukan berdasarkan keindahan dan keserasian api lampu colok dengan gapura.

''Yang dinilai hanya lampu colok dengan bahan bakar minyak tanah, sedangkan lampu dengan menggunakan listrik tidak termasuk dalam penilaian,'' katanya.

Tahun ini, kata dia, Festival Lampu Colok hanya diselenggarakan di Pulau Karimun Besar. Namun demikian, di warga masyarakat di pulau-pulau lain tetap bersemangat menyalakan lampu colok meski tidak mendapatkan hadiah.

''Tradisi lampu colok sudah menjadi warisan turun temurun. Warga secara spontan menyelenggarakannya karena sebagian warga menyalakannya untuk menerangi rumah pada malam lailatul qadar,'' ucapnya.

(ANT-RD/Btm1)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE