Tanjungpinang (ANTARA) - BKKBN Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Implementasi Kebijakan Hasil Studi Kasus Stunting di Kampung KB (Keluarga Berkualitas) Abyakta, Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang.
Lokus kegiatan dipusatkan di Kampung KB Abyakta karena menjadi juara I Kampung Keluarga Berkualitas Provinsi Kepri tahun 2024 dan terjaring menjadi lima besar nominasi juara nasional regional I Kampung Keluarga Berkualitas Kategori Kota, yang bersaing dengan empat provinsi besar lainnya yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.
Kegiatan ini merupakan Program Proyek Nasional yang berkaitan dengan Program Penurunan Percepatan Stunting (PPS) yang bertujuan untuk menguji dampak implementasi Model Best Practice Kampung KB, menganalisis penyelenggaraannya dan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaannya.
Sasaran dari kegiatan ini adalah Keluarga Berisiko Stunting yang terdiri dari ibu dengan baduta atau balita, dan ibu hamil yang berada di Kampung KB.
“Terdapat lima pos yang telah disiapkan bagi peserta, diawali dengan pos satu untuk mencuci tangan dengan benar cuci tangan pakai sabun, kemudian menuju pos dua untuk registrasi dengan mengisi daftar hadir, dilanjutkan ke pos tiga untuk penimbangan dan pengukuran, kemudian di pos empat mengikuti sesi penyuluhan dengan materi bina keluarga balita emas, dengan materi pesan Kesehatan, sesi kegiatan dapur sehat atasi stunting (DASHAT) bagi Ibu, sesi permainan edukatif bagi anak baduta/balita, dan sesi menyuapi aktif, dan pos lima pembagian fasilitas gizi bagi peserta," jelas Ema, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Kepri, Jumat (28/6).
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak enam kali intervensi dengan rentang waktu pelaksanaan yaitu sekali dalam dua minggu. Untuk di provinsi Kepri pelaksanaan kegiatan dimulai pada tanggal 31 Mei sampai dengan 9 Agustus 2024.
Seluruh tahapan kegiatan akan dilakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi dari Tim Akademisi Universitas Maritim Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang guna memantau perubahan perilaku ibu Keluarga Berisiko Stunting (KRS) terkait pola asuh, dan pola konsumsi menu gizi seimbang ibu hamil serta baduta/balitanya.
Kegiatan untuk ketiga kalinya dengan pola yang sama dilaksanakan pada Jum’at 28 Juni 2024 bertempat di Ruang Serba Guna Bukit Raya Kelurahan Pinang Kencana, sebagaimana kegiatan pertama dan kedua.
Lurah Pinang Kencana Al Imron mengapresiasi BKKBN Kepri yang berperan aktif dari pimpinan beserta jajaran yang memberikan warna baru kepada kelurahan Pinang Kencana.
Melalui program best practice ini berdampak positif, dengan adanya strategi melibatkan semua pihak , kader PKK, posyandu, masyarakat, babinsa dan semua mitra lainnya memberikan semangat dan menjadikan Kampung KB Abyakta sebagai percontohan untuk menekan angka stunting khususnya di kelurahan Pinang Kencana.
"Peningkatan kapasitas SDM bagi perangkat Kelurahan Pinang Kencana dengan adanya model best practice ini berdampak positif dan menciptakan perubahan perilaku yang diinginkan bagi baduta dan ibu hamil," terangnya.
Namun kali ini dalam rangka momentum Harganas ke-31, kegiatan disemarakkan dengan sarapan bergizi keluarga melalui Gerakan Kembali ke Meja Makan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BKKBN untuk membentuk keluarga yang berkualitas dan bahagia dan meningkatkan komunikasi antar anggota keluarga adalah melalui Program Gerakan Kembali ke Meja Makan.
Gerakan ini memiliki didasari oleh fakta bahwa pembentukan karakter yang kuat dimulai dari keluarga.
Gerakan Kembali ke Meja Makan merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia untuk meluangkan waktu demi berkumpul dan berkomunikasi bersama antar anggota keluarga.
Momen makan bersama keluarga ini menjadikan sarana untuk berdialog, berinteraksi, dan berbagi kasih sayang demi memperkuat ketahanan keluarga.
Kegiatan yang telah dicanangkan secara nasional sejak tahun 2019 ini diharapkan dapat menjadi momentum dan semangat baru untuk berbagi kasih sayang dan kebaikan serta menanamkan nilai-nilai luhur di dalam diri generasi penerus bangsa.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina mengatakan bahwa kegiatan sarapan bergizi keluarga melalui Gerakan Kembali ke Meja Makan sebagai bentuk mempererat hubungan emosional yang lebih kuat antara orang tua dan anak serta dengan memperhatikan makanan yang diolah atau disajikan merupakan makan yang bergizi sehingga dapat mendukung penurunan stunting.
"Di mana kondisi yang kita lihat saat ini di rutinitas manusia modern membuat anggota keluarga sulit dipertemukan, terlebih lagi era disrupsi dimana media digital menjadi fokus utama bagi anggota keluarga dalam memanfaatkan waktunya sehari-hari. Waktu berkumpul bersama keluarga menjadi terbatas, padahal komunikasi fisik juga hal penting dalam menentukan keharmonisan rumah tangga," ujarnya.
Sementara, Staf Ahli Pemerintah Kota Tanjungpinang, Muhammad Yatim mengatakan bahwa Gerakan Kembali ke Meja Makan merupakan budaya muatan lokal yang sangat bernilai untuk menjaga kesehatan keluarga dan mewujudkan keluarga harmonis yang sejahtera lahir dan batin
Ia sangat terkesan dengan Gerakan Kembali ke Meja Makan dan sebagai kearifan lokal harus dilestarikan terutama bagi masyarakat Melayu.
“Gerakan yang luar biasa, pentingnya komunikasi dalam keluarga mempererat hubungan emosional akan berdampak pada kesehatan keluarga," ujarnya.
Lanjutnya menyampaikan kumpul bersama keluarga sebagai alat menghubungkan emosional satu sama lain. Walaupun tidak semua cerita indah dalam keluarga, namun dapat saling memberikan masukan kepada satu sama lain antar anggota keluarga di meja makan.
"Mantaplah dan saya sangat terkesan,” tuturnya.
Gerakan Kembali ke Meja Makan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya waktu untuk berkumpul bersama anggota keluarga setiap harinya sehingga dapat meningkatkan ketahanan keluarga.
Selain itu juga meningkatkan awareness masyarakat terhadap Hari Keluarga Nasional yang diperingati pada tanggal 29 Juni setiap tahunnya dan menciptakan keluarga Indonesia yang berkualitas, bahagia, dan sejahtera.
Turut hadir secara langsung Camat Tanjungpinang Timur, Safarilis SAG, MSi, Ketua TPPKK Pinang Kencana, Dian Pratiwi, Akademisi UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji), Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kota Tanjungpinang, PT. Angkasa Pura II, Tim Kerja dari Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau, Toga/Toma, Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dan Posyandu Kelurahan Pinang Kencana.
Komentar