Batam (ANTARA) - DPR RI Komisi XII mendorong agar kebutuhan gas di Batam dapat dipenuhi dari Blok Natuna Barat (West Natuna Transportation System/WNTS), agar pasokan yang sudah diproduksi pada blok tersebut dapat disalurkan ke dalam negeri.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi XII DPR Bambang Patijaya dalam kunjungan kerja spesifik di Batam, dan bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan di sektor energi untuk membahas penyediaan gas bagi wilayah Kepri.
"Kami sudah mendengarkan laporan dari Medco, Harbour, dan Star Energy yang mengelola produksi di WNTS. Total produksi gas dari ketiga perusahaan ini mencapai 190 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Mereka memiliki kontrak dengan mitra di Singapura, sementara Singapura hanya menyerap sekitar 150-160 MMSCFD. Artinya, ada potensi gas yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan Batam," ujarnya, di Batam, Jumat.
DPR RI Komisi XII dengan lingkup tugas di bidang energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup, dan investasi ini, juga akan mendorong Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu dan Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk melakukan negosiasi pertukaran pasokan gas.
Tujuannya agar gas yang dikirim ke Singapura bisa dikurangi dari sumber di PT Gresik Migas, sementara pasokan dari WNTS dapat dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan domestik, termasuk Batam.
"Negosiasi ini penting dilakukan dalam waktu dekat. Kami melihat Singapura juga sudah mulai mengurangi ketergantungan terhadap gas impor dan membangun receiving terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang diproyeksikan rampung pada 2028," kata dia lagi.
Bambang menambahkan bahwa harga gas untuk Singapura saat ini lebih mahal dibandingkan dengan LNG, sehingga ke depan kemungkinan negara tersebut akan mengurangi pembelian gas dari Indonesia.
"Jika pada 2028 Singapura tidak lagi membeli, maka harus ada opsi lain. Pemerintah perlu memastikan bahwa pasokan gas dapat dialokasikan ke dalam negeri," katanya pula.
Salah satu kendala utama dalam pemenuhan gas untuk Batam adalah tidak adanya pipa penghubung dari Pulau Pemping ke Batam. Pipa sepanjang 5 km ini sebenarnya sudah mendapatkan penugasan sejak 2018, tetapi hingga kini belum terealisasi.
"Kami juga mendorong percepatan pembangunan pipa Pemping-Batam sebagai solusi jangka panjang. Tanpa pipa ini, pasokan gas dari WNTS ke Batam tidak bisa berjalan," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan gas untuk dalam negeri harus diutamakan, dan seharusnya pasokan gas untuk Kepri sudah terpenuhi terlebih dahulu sebelum dikirim ke luar negeri.
Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura menyambut baik upaya Komisi XII dalam mendorong optimalisasi pasokan gas untuk Batam dan Kepri secara keseluruhan.
"Kami dari pemerintah provinsi sangat mendukung langkah DPR RI Komisi XII. Ini sejalan dengan harapan kami agar Kepri bisa lebih mandiri dalam pemenuhan energi," katanya pula.
Baca juga:
Pemkot Batam siapkan data terpadu agar LPG 3 kg dapat tepat sasaran
Pertamina sebut kebutuhan LPG di Kepri meningkat 5,4 persen saat lebaran
PGN: Kota Batam akan jadi percontohan kota tanpa LPG 3 kg
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPR RI Komisi XII dorong pasokan gas Batam dipenuhi dari Natuna Barat
Komentar