Industri galangan kapal Batam butuh ribuan pekerja tahun ini

id Disnakertrans kepri

Industri galangan kapal Batam butuh ribuan pekerja tahun ini

Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau (Disnakertrans Kepri) John Barus. ANTARA/Ogen

Tanjungpinang (ANTARA) - Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau (Disnakertrans Kepri) John Barus menyampaikan industri galangan kapal, khususnya di Kota Batam bakal membutuhkan ribuan pekerja pada tahun ini.

John Barus menyebut beberapa perusahaan besar, seperti PT. McDermott Batam sudah melaporkan terkait rencana perekrutan tenaga kerja untuk galangan kapal mulai bulan Juni 2025.

"Kalau laporan secara resmi belum, namun saat rapat koordinasi kemarin, pihak MCDermott sudah menyampaikan kepada kami, bahwa mereka punya proyek baru dan membutuhkan tenaga kerja," kata John Barus di Tanjungpinang, Selasa.

Baca juga: Pemprov Kepri alokasikan dana Rp5 miliar untuk rawat gedung

Ia menyampaikan Disnakertrans Kepri siap memfasilitasi masyarakat atau para pencari kerja yang ingin bekerja di industri galangan kapal di Batam, melalui program pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) pemerintah daerah setempat.

Pada tahun ini, katanya, Disnakertrans Kepri akan melaksanakan sejumlah program pelatihan kerja yang salah satunya fokus pada kebutuhan industri galangan kapal, misalnya untuk tukang las (Welder) hingga drafting.

"Sebenarnya untuk pekerja industri tersedia di Kepri, cuma kadang tak sesuai kualifikasi, misalnya kualifikasi tukang las yang dibutuhkan 6G, sementara kualifikasi tukang las kita 3G. Nah, makanya perlu disiapkan betul-betul supaya sesuai dengan kebutuhan industri galangan kapal," ungkapnya.

Lanjutnya, selain di Batam ada juga perusahaan pengolahan alumina, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Galang Batang, Kabupaten Bintan yang menyampaikan rencana merekrut tenaga kerja tahun ini.

Baca juga: BKPSDM Batam bersiap gelar seleksi PPPK tahap dua untuk 403 formasi

Kendati demikian, John Barus mengakui jika kondisi calon pekerja di Kepri tidak siap untuk menangkap peluang kerja di perusahaan tersebut, salah satunya dari segi budaya atau kebiasaan kerja yang belum terlatih sejak dini.

Ia mencontohkan pekerja industri harus menggunakan sepatu boots untuk menghindari kecelakaan kerja, tapi ada sebagian pekerja lokal justru cuma menggunakan sandal saat bekerja, padahal itu sangat berisiko mengancam keselamatan kerja.

"Belum lagi ada pekerjaan pemasangan kabel dengan ketinggian tertentu, pekerja kita banyak belum siap bahkan belum punya sertifikasi untuk itu, makanya jangan heran kenapa ada TKA yang akhirnya melakukan pekerjaan itu," ucapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Disnakertrans Kepri menekankan setiap pelatihan kerja harus diselingi dengan pelatihan budaya kerja yang baik dan benar, sehingga setelah lulus pelatihan mereka siap beradaptasi dengan dunia kerja apalagi di sektor industri.

"Mulai dari budaya disiplin kerja tepat waktu, hingga menggunakan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja," katanya menegaskan.

Baca juga:
DJP Kepri: Program bersama Kemenkeu optimalkan potensi penerimaan negara

Polres Lingga siagakan personel untuk amankan May Day

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE