Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), menambah koleksi empat bilah keris di Museum Natuna sebagai upaya pelestarian warisan budaya Nusantara, khususnya di wilayah perbatasan.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Natuna Hadisun di Natuna, Kamis, mengatakan keempat keris tersebut berasal dari berbagai latar belakang budaya yang mencerminkan keberagaman suku.
Koleksi tersebut meliputi dua bilah keris yang menyerupai bentuk khas Melayu dan Bugis, satu Keris Bangkinang, serta satu keris bercorak Jawa.
“Keris-keris ini sudah mulai kami tampilkan kepada publik sejak 12 Juni 2025," ucap dia.
Baca juga: SPPG di Natuna pastikan besaran kalori MBG sesuai takaran
Keris-keris tersebut awalnya ditemukan oleh warga dan sempat hendak dibawa keluar daerah melalui Bandara Raden Sadjad, Ranai.
Berkat kesigapan personel dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad (Lanud RSA Natuna), kata dia, upaya penyelundupan benda-benda budaya tersebut berhasil digagalkan.
Keris-keris tersebut kemudian diserahkan secara resmi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna untuk ditindaklanjuti.
Ia mengatakan kondisi keris-keris yang ditemukan masyarakat memprihatinkan, penuh karat, dan sebagian rusak.
Oleh karena itu Disdik Natuna melakukan restorasi dan restorasi dilakukan dengan cermat untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, sekaligus memastikan setiap keris tetap mempertahankan keasliannya.
Baca juga: PT Timah edukasi warga Kundur Karimun kelola limbah
"Setelah direstorasi, keris-keris tersebut kini dipajang secara khusus dalam ruang pameran agar dapat dinikmati dan dipelajari oleh masyarakat luas maupun pengunjung dari luar daerah," ujar dia.
Museum Natuna saat ini menyimpan berbagai koleksi penting, mulai atas keramik abad kesembilan hingga abad ke-19, perlengkapan pemakaman tradisional (bengkong), perkakas rumah tangga kuno, hingga elemen-elemen budaya lokal yang mendukung alur cerita sejarah Natuna.
Meski demikian Hadisun mengakui museum masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam hal pembiayaan untuk menambah dan merawat koleksi budaya. Upaya pelestarian warisan budaya kerap kali terbatas oleh anggaran operasional dan minimnya sumber daya pendukung.
“Untuk sementara museum buka sesuai dengan hari dan jam kerja pemerintahan," ujar dia.
Baca juga:
Kemenag Batam dorong dialog lintas agama untuk hadapi tantangan kerukunan
Amsakar sahkan Perda dorong pemanfaatan transportasi massal
Komentar