Generasi muda Natuna diimbau nikah pada usia yang tepat

id Stunting Natuna,Kepri,Ibu hamil,Menyusui,Balita,Dinas Perempuan

Generasi muda Natuna diimbau nikah pada usia yang tepat

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Sri Riawati saat memberikan penyuluhan di Desa Batu Gajah di Kecamatan Bunguran Timur, Selasa (26/8/2025). ANTARA/Muhamad Nurman

Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau mengimbau generasi muda untuk menikah pada usia yang tepat, yaitu di atas 19 tahun untuk mencegah stunting dan mendukung kesehatan ibu dan anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Natuna, Sri Riawati, di Natuna, Selasa, mengatakan pernikahan pada usia anak atau sebelum 19 tahun berdampak negatif terhadap kesehatan serta kemampuan ibu dalam merawat anak.

Hal ini disebabkan oleh organ tubuh dan kondisi mental anak pada usia itu belum berkembang secara optimal.

"Menikah di usia anak itu rawan menyebabkan stunting, bapak-bapak, ibu-ibu. Stunting itu adalah kondisi gagal tumbuh," ucap Sri saat kegiatan penyuluhan di Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur.

Menurut Sri, dari 4.944 balita yang ditimbang pada Juni 2024 di Natuna, terdapat 532 anak yang terindikasi stunting atau sekitar 10,76 persen.

Sementara itu, data untuk 2025 masih dalam proses verifikasi dan validasi. Ia berharap angka tersebut terus menurun.

"Jumlah penderita stunting pada 2024 menunjukkan tren penurunan. Hal ini berkat adanya intervensi bersama, semoga di 2025 juga demikian, dan hal ini butuh kerja sama oleh berbagai pihak," ujar dia.

Selain pernikahan usia dini, calon ibu dengan lingkar lengan atas di bawah 23,5 sentimeter juga diimbau untuk tidak hamil, karena berisiko menyebabkan stunting dan menyebabkan ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK).

Rumah tangga yang tidak memiliki sanitasi layak dan akses air bersih juga termasuk dalam kategori rentan terhadap stunting.

Oleh karena itu, lanjut Sri, Pemkab Natuna terus berupaya mengedukasi calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga yang memiliki balita mengenai penyebab dan cara pencegahan stunting.

"Pemkab Natuna juga memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri untuk mencegah stunting," katanya.

Ia menambahkan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak merupakan masa krusial untuk pemberian asupan gizi dan tinggal di lingkungan yang bersih.

Tujuannya adalah agar pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan optimal dan terhindar dari stunting.

"1.000 HPK ini dimulai sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia dua tahun," ucap dia.

Pewarta :
Editor: Laily Rahmawaty
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE