Karimun (Antara Kepri) - Asosiasi Welder Fitter Karimun Indonesia (AWFKI) meminta Pemerintah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau mendirikan balai latihan kerja sebagai pusat pelatihan dan peningkatan kemampuan pekerja bidang welder atau pengelasan.
"Pendirian BLK, terutama bidang 'welder' dan 'fitter', sangat dibutuhkan. Tujuannya untuk menunjang karir para pekerja agar memiliki skill yang dapat bersaing dengan pekerja dari luar," kata Ketua AWFKI Herizal di Tanjung Balai Karimun, Selasa.
Herizal mengatakan, pendirian BLK tidak hanya menunjang karir pekerja, tetapi menjadi sarana untuk mempersiapkan tenaga kerja secara dini yang memiliki skill sesuai kebutuhan dunia kerja di kawasan perdagangan bebas atau "free trade zone" (FTZ) Karimun.
Di kawasan FTZ, menurut dia, sudah banyak berdiri perusahaan-perusahaan galangan kapal yang tentunya membutuhkan pekerja yang memiliki skill di bidang welder.
"Selama ini, pelatihan yang digelar pemerintah daerah sangat terbatas, bukan hanya waktu tapi pesertanya juga terbatas sehingga belum mampu menjawab kebutuhan perusahaan," katanya.
Ia menjelaskan AWFKI, sebagai wadah berhimpun pekerja welder dan fitter, jumlah anggotanya saat ini mencapai 300 orang. Mereka bekerja di sejumlah perusahaan "shipyard" (galangan kapal) di kawasan pesisir Pulau Karimun Besar yang termasuk dalam kawasan FTZ.
"Belum semua anggota AWFKI dapat mengikuti pelatihan yang diadakan pemerintah daerah, karena pesertanya dibatasi. Akibatnya, banyak di antara mereka hanya sebagai buruh biasa, sedangkan posisi 'leader' atau 'manager' diisi pekerja dari luar," tuturnya.
Ia menilai, pendirian BLK bidang welder sangat strategis karena sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, namun demikian, BLK untuk keahlian bidang yang lain juga harus didirikan karena akan saling menunjang dalam memenuhi keutuhan perusahaan di FTZ yang jumlahnya makin bertambah sehingga akan membutuhkan lebih banyak pekerja.
"Kalau BLK tidak didirikan dari sekarang, kami khawatir penduduk setempat hanya menjadi penonton. Mereka akan tersisih karena kalah bersaing dengan pekerja dar luar yang tentunya sudah mempersiapkan diri untuk itu," ucapnya.
Salah satu perusahaan yang membutuhkan tenaga bidang welder salah satunya adalah PT Saipem Indonesia Karimun Branch, sebuah perusahaan fabrikasi dan anjungan lepas pantai yang beroperasi di Desa Pangke, Kecamatan Meral Barat.
PT Saipem merupakan perusahaan asal Italia yang pertama dan terbesar di kawasan FTZ Karimun dan diperkirakan dalam waktu dekat akan membutuhkan sekitar 4.000 pekerja untuk mengerjakan pesanan atau order dari luar negeri. (Antara)
Editor: Eddy Supriyatna Syafei
Berita Terkait
Pemkab Natuna berikan fasilitas mobil untuk dokter spesialis di RSUD
Kamis, 2 Mei 2024 17:24 Wib
Pemkab akan tanggung biaya kelebihan bagasi jamaah haji Natuna
Kamis, 2 Mei 2024 16:14 Wib
Pemkab Natuna Kepri gelar pelatihan kerja berbasis kompetensi secara gratis
Kamis, 2 Mei 2024 14:01 Wib
TKA di Kepri wajib bayar retribusi 100 dolar per bulan
Kamis, 2 Mei 2024 7:55 Wib
Balai POM Kota Batam telusuri produk kosmetik ilegal di Batam
Rabu, 1 Mei 2024 18:02 Wib
Balai POM Batam pastikan produk makanan yang diekspor kantongi SKE
Selasa, 30 April 2024 19:24 Wib
Polres Karimun Kepri gagalkan pengiriman PMI ilegal ke Malaysia dan Korea
Selasa, 30 April 2024 17:21 Wib
Balai POM Batam tingkatkan pelayanan publik untuk masyarakat
Selasa, 30 April 2024 15:49 Wib
Komentar