Natuna (ANTARA) - Nelayan Natuna menghampiri Kapal Ikan Asing (KIA) saat mencuri ikan di Perairan Kabupaten Natuna yang berjarak sekitar 45 mil dari Pulau Laut.
"Ada enam kapal besi dan puluhan kapal ikan tangkap yang saya jumpai selama di sana, karena kesal saya merapat ke mereka, kami lempar tali, minta umpan dan dikasih rokok juga", kata Dedi kepada ANTARA, Selasa (26/4) malam.
Ia menyatakan merasa kesal dan marah setelah mengetahui tujuh titik koordinat terumbu karang menjadi sepi ikan setelah dilewati pukat trol milik kapal ikan Vietnam tersebut. Padahal itu adalah area tempat ia biasa menangkap ikan
Karena itu, ia memberanikan diri mendekat dengan tujuan mengusir agar kapal asing menjauh dari wilayah Indonesia.
Baca juga:
Tim SAR Natuna selamatkan warga yang jatuh ke laut
Namun, bukanya menjauh, kapal ikan asal Vietnam itu justru memberikan mereka cumi dan rokok.
"Saya maki-maki. Saya marah. Mungkin mereka tidak mengerti. Kami malah dapat 150 Kg cumi dan enam slop rokok, mereka lempar ke atas pompong kami, sempat juga mau kasih beras, saya tak mau", kata Dedi.
Selain itu, Dedi juga mengabadikan kejadian tersebut dengan membuat sebuah video serta merekam titik koordinat keberadaan kapal ikan asing yang beroprasi pada koordinat 05. 46. 106' N - 108. 46. 138 E.
"Jumlah mereka banyak, tidak sampai ratusan, tetapi puluhan iya. Padahal kapal perang kita ada di wilayah tersebut, namun agak jauh keluar, sekitar 60 mil dari Pulau Laut, sedangkan kapal Vietnam lebih dekat", kata Dedi
"Baru hari ini saya pulang, selama disana tidak ada kapal pengawas kita, nelayan yang lain juga kebetulan tidak ada, cuma pompong saya aja", kata Dedi melanjutkan.
Dalam kesempatan itu, ia juga menceritakan, pernah mengusir kapal penjaga pantai milik Vietnam bersama rekan - rekannya.
"Saya marah saat itu, kita dekati tapi malah dikejar balik, saya sempat lihat mereka ada pelihara babi di atas kapal, itu kejadian sekitar tujuh bulan lalu, tetapi kalau nelayan mereka saya tidak takut", kata Dedi.
Baca juga:
Presiden tetapkan strategi pertahanan Indonesia di Laut Natuna
Empat desa wisata di Kepri masuk 300 besar ADWI 2022
"Ada enam kapal besi dan puluhan kapal ikan tangkap yang saya jumpai selama di sana, karena kesal saya merapat ke mereka, kami lempar tali, minta umpan dan dikasih rokok juga", kata Dedi kepada ANTARA, Selasa (26/4) malam.
Ia menyatakan merasa kesal dan marah setelah mengetahui tujuh titik koordinat terumbu karang menjadi sepi ikan setelah dilewati pukat trol milik kapal ikan Vietnam tersebut. Padahal itu adalah area tempat ia biasa menangkap ikan
Karena itu, ia memberanikan diri mendekat dengan tujuan mengusir agar kapal asing menjauh dari wilayah Indonesia.
Baca juga:
Tim SAR Natuna selamatkan warga yang jatuh ke laut
Namun, bukanya menjauh, kapal ikan asal Vietnam itu justru memberikan mereka cumi dan rokok.
"Saya maki-maki. Saya marah. Mungkin mereka tidak mengerti. Kami malah dapat 150 Kg cumi dan enam slop rokok, mereka lempar ke atas pompong kami, sempat juga mau kasih beras, saya tak mau", kata Dedi.
Selain itu, Dedi juga mengabadikan kejadian tersebut dengan membuat sebuah video serta merekam titik koordinat keberadaan kapal ikan asing yang beroprasi pada koordinat 05. 46. 106' N - 108. 46. 138 E.
"Jumlah mereka banyak, tidak sampai ratusan, tetapi puluhan iya. Padahal kapal perang kita ada di wilayah tersebut, namun agak jauh keluar, sekitar 60 mil dari Pulau Laut, sedangkan kapal Vietnam lebih dekat", kata Dedi
"Baru hari ini saya pulang, selama disana tidak ada kapal pengawas kita, nelayan yang lain juga kebetulan tidak ada, cuma pompong saya aja", kata Dedi melanjutkan.
Dalam kesempatan itu, ia juga menceritakan, pernah mengusir kapal penjaga pantai milik Vietnam bersama rekan - rekannya.
"Saya marah saat itu, kita dekati tapi malah dikejar balik, saya sempat lihat mereka ada pelihara babi di atas kapal, itu kejadian sekitar tujuh bulan lalu, tetapi kalau nelayan mereka saya tidak takut", kata Dedi.
Baca juga:
Presiden tetapkan strategi pertahanan Indonesia di Laut Natuna
Empat desa wisata di Kepri masuk 300 besar ADWI 2022