Tanjungpinang (ANTARA) - Ekonomi digital mulai memasyarakat di Provinsi Kepulauan Riau seiring dengan berbagai aplikasi yang disediakan pelaku usaha, kata pengamat ekonomi, Winata Wira.
"Perlahan-lahan tetapi pasti, digitalisasi ekonomi mulai dikenal dan dimanfaatkan secara luas di Kepri," ucap Wira di Tanjungpinang, Minggu.
Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Kota Tanjungpinang itu menambahkan para pelaku usaha baik skala besar, sedang dan kecil menyiapkan berbagai aplikasi untuk perdagangan. Bahkan Bank Indonesia mendukung program digitalisasi yang digaungkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Baca juga:
Pasar Minggu Imigrasi Batam diminati warga
Polda Kepri tangkap pelaku "skimming" Bank Riau Kepri di Bali
Para pedagang juga memanfaatkan aplikasi dan media sosial untuk memasarkan produknya. Bahkan sejumlah orang memanfaatkan media sosial untuk jasa kurir pengantaran barang.
"Ada banyak aplikasi dan toko daring di media sosial perdagangan dan transaksi yang mempermudah masyarakat Kepri untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan cukup mudah diperoleh melalui aplikasi yang tersedia di gawai pintar," ujarnya.
Ekonomi digital berhubungan erat dengan penggunaan gawai pintar, komputer dan laptop yang menyediakan jaringan internet. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kepri jumlah rumah tangga di Kepri tahun 2019 mencapai 579 ribu, sementara pengguna gawai pintar 76 persen.
"Saya pikir digitalisasi di era modern sekarang merupakan keniscayaan yang lama-kelamaan meluas karena kebutuhan," ucapnya.
Baca juga:
PMK, Gubernur Kepri ajak warga beli daging sapi lokal
Animo warga Kepri berkurang untuk vaksinasi dosis penguat
Ayu, warga Kota Tanjungpinang, setiap hari memanfaatkan aplikasi dan media sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ia merasa terbantu dengan adanya toko daring dan jasa kurir yang dipesan melalui media sosial.
"Lebih mudah, efisien dan murah, karena sehari-hari saya bekerja," katanya.
Pedagang pakaian, Rani, juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan barang dagangannya.
"Saya tidak perlu menyewa ruko untuk menjual pakaian," katanya.
"Perlahan-lahan tetapi pasti, digitalisasi ekonomi mulai dikenal dan dimanfaatkan secara luas di Kepri," ucap Wira di Tanjungpinang, Minggu.
Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Kota Tanjungpinang itu menambahkan para pelaku usaha baik skala besar, sedang dan kecil menyiapkan berbagai aplikasi untuk perdagangan. Bahkan Bank Indonesia mendukung program digitalisasi yang digaungkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Baca juga:
Pasar Minggu Imigrasi Batam diminati warga
Polda Kepri tangkap pelaku "skimming" Bank Riau Kepri di Bali
Para pedagang juga memanfaatkan aplikasi dan media sosial untuk memasarkan produknya. Bahkan sejumlah orang memanfaatkan media sosial untuk jasa kurir pengantaran barang.
"Ada banyak aplikasi dan toko daring di media sosial perdagangan dan transaksi yang mempermudah masyarakat Kepri untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan cukup mudah diperoleh melalui aplikasi yang tersedia di gawai pintar," ujarnya.
Ekonomi digital berhubungan erat dengan penggunaan gawai pintar, komputer dan laptop yang menyediakan jaringan internet. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kepri jumlah rumah tangga di Kepri tahun 2019 mencapai 579 ribu, sementara pengguna gawai pintar 76 persen.
"Saya pikir digitalisasi di era modern sekarang merupakan keniscayaan yang lama-kelamaan meluas karena kebutuhan," ucapnya.
Baca juga:
PMK, Gubernur Kepri ajak warga beli daging sapi lokal
Animo warga Kepri berkurang untuk vaksinasi dosis penguat
Ayu, warga Kota Tanjungpinang, setiap hari memanfaatkan aplikasi dan media sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ia merasa terbantu dengan adanya toko daring dan jasa kurir yang dipesan melalui media sosial.
"Lebih mudah, efisien dan murah, karena sehari-hari saya bekerja," katanya.
Pedagang pakaian, Rani, juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan barang dagangannya.
"Saya tidak perlu menyewa ruko untuk menjual pakaian," katanya.