Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, melakukan panen padi perdana di atas sepetak lahan pasca tambang bauksit seluas 25×10 meter di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang.
Panen padi tersebut merupakan hasil program sarana asimilasi edukasi (SAE) yang dikembangkan oleh Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Tanjungpinang berkolaborasi dengan pahlawan inovasi teknologi, Ady Indra Pawennari. Lokasinya, berada persis di belakang kantor Gubernur Kepri atau berjarak sekitar 30 meter.
"Meskipun luas tanaman padinya masih kecil, akan tetapi kita dukung penuh, karena punya potensi untuk dikembangkan kedepannya," kata Gubernur Ansar usai panen padi, Minggu pagi.
Gubernur Ansar juga meminta Dinas Pertanian bersama pihak terkait melakukan kajian lebih jauh terkait rencana perluasan area tanaman padi di lokasi seluas dua hektare tersebut, mengingat ada kebiasaan hasil penanaman padi beberapa daerah di Kepri bagus di awal-awal saja, setelah itu hasilnya terkadang kurang memuaskan.
Ia pun mendorong lahan di kosong di sekitarnya ditanami aneka tanaman pangan lainnya, sehingga selain diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah, juga menjadi salah satu objek agrowisata bagi masyarakat maupun wisatawan luar daerah bahkan mancanegara.
Ansar turut mengapresiasi program SAE di sektor ketahanan pangan yang digagas Rutan Kelas I Tanjungpinang dengan melibatkan warga binaan untuk menanam padi.
"Dengan demikian, setelah keluar dari tahanan, warga binaan punya keterampilan khusus untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan," ucap Ansar.
Sementara, Kepala Kanwil Kemenkumham Kepri, I Nyoman Gede Surya Mataram, menyampaikan program tanaman padi itu merupakan sebuah inovasi Rutan Tanjungpinang yang menyulap lahan bekas bauksit menjadi lahan tanaman produktif.
Ia berkomitmen mengembangkan program tanaman padi di Rutan dan Lapas lainnya di wilayah Kepri, jika hasil panen padi perdana di Pulau Dompak ini menunjukkan hasil yang memuaskan.
"Kalau dari pantauan kami, hasil padinya cukup memuaskan, bahkan saat panen perdana tadi langsung dibuat nasi tumpeng dan rasanya enak," ujarnya.
Dia menambahkan pada tahap awal, hasil panen padi perdana itu akan didistribusikan ke panti asuhan untuk dikonsumsi.
Kepala Kanwil akan terus mendorong penanaman padi selanjutnya, karena sejauh ini dari total lahan seluas dua hektare yang dikelola Rutan Tanjungpinang, baru ada sepetak tanaman padi seluas 25×10 meter yang melibatkan sekitar 20 warga binaan sebagai pekerjanya.
"Ada rencana untuk ditambah lagi, termasuk ditanami bibit jagung hingga kurma. Kita juga akan bangun kafe untuk menarik pengunjung datang kemari, karena keberadaan padi di Tanjungpinang sangat langka, bisa jadi objek wisata masyarakat," ujarnya.
Pahlawan inovasi teknologi, Ady Indra Pawennari dan penyuluh pertanian menunjukkan hasil panen padi perdana di atas lahan pasca tambang bauksit di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Minggu (17/12/2023). (Ogen)
Selanjutnya, pahlawan inovasi teknologi sekaligus pembina program SAE Rutan Tanjungpinang, Ady Indra Pawennari, menjelaskan bahwa tanaman padi seluas 25×10 meter tersebut masih dalam skala uji coba.
Namun demikian, jika dikembangkan secara massif pasti bisa menguntungkan, terutama dari sisi peluang usaha pertanian padi.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan dukungan dan kerja sama pemerintah daerah beserta semua pihak terkait dalam upaya mengembangkan sektor tersebut.
"Varietas padi yang ditanam ialah Infari 32. Dari perhitungan BPS, per hektare bisa menghasilkan enam ton padi," ungkap Ady.
Lanjutnya mengutarakan padi itu mulai ditanam tanggal 3 September 2023, lalu dipanen perdana dengan usia sekitar 105 hari.
Ady memfasilitasi langsung penanaman padi tersebut, mulai dari teknologi, bibit, mesin panen, dan pupuk cocopeat sekitar 300 karung. Sementara pihak Rutan Kelas I Tanjungpinang, menyiapkan lahan dan tenaga kerja.
Melalui program SAE ketahanan pangan, Ady membuktikan padi bisa tumbuh subur di Tanjungpinang. Padahal lahan yang ditanami itu, struktur tanahnya keras dan berbatu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur panen perdana padi di atas lahan bekas bauksit di Dompak
Panen padi tersebut merupakan hasil program sarana asimilasi edukasi (SAE) yang dikembangkan oleh Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Tanjungpinang berkolaborasi dengan pahlawan inovasi teknologi, Ady Indra Pawennari. Lokasinya, berada persis di belakang kantor Gubernur Kepri atau berjarak sekitar 30 meter.
"Meskipun luas tanaman padinya masih kecil, akan tetapi kita dukung penuh, karena punya potensi untuk dikembangkan kedepannya," kata Gubernur Ansar usai panen padi, Minggu pagi.
Gubernur Ansar juga meminta Dinas Pertanian bersama pihak terkait melakukan kajian lebih jauh terkait rencana perluasan area tanaman padi di lokasi seluas dua hektare tersebut, mengingat ada kebiasaan hasil penanaman padi beberapa daerah di Kepri bagus di awal-awal saja, setelah itu hasilnya terkadang kurang memuaskan.
Ia pun mendorong lahan di kosong di sekitarnya ditanami aneka tanaman pangan lainnya, sehingga selain diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah, juga menjadi salah satu objek agrowisata bagi masyarakat maupun wisatawan luar daerah bahkan mancanegara.
Ansar turut mengapresiasi program SAE di sektor ketahanan pangan yang digagas Rutan Kelas I Tanjungpinang dengan melibatkan warga binaan untuk menanam padi.
"Dengan demikian, setelah keluar dari tahanan, warga binaan punya keterampilan khusus untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan," ucap Ansar.
Sementara, Kepala Kanwil Kemenkumham Kepri, I Nyoman Gede Surya Mataram, menyampaikan program tanaman padi itu merupakan sebuah inovasi Rutan Tanjungpinang yang menyulap lahan bekas bauksit menjadi lahan tanaman produktif.
Ia berkomitmen mengembangkan program tanaman padi di Rutan dan Lapas lainnya di wilayah Kepri, jika hasil panen padi perdana di Pulau Dompak ini menunjukkan hasil yang memuaskan.
"Kalau dari pantauan kami, hasil padinya cukup memuaskan, bahkan saat panen perdana tadi langsung dibuat nasi tumpeng dan rasanya enak," ujarnya.
Dia menambahkan pada tahap awal, hasil panen padi perdana itu akan didistribusikan ke panti asuhan untuk dikonsumsi.
Kepala Kanwil akan terus mendorong penanaman padi selanjutnya, karena sejauh ini dari total lahan seluas dua hektare yang dikelola Rutan Tanjungpinang, baru ada sepetak tanaman padi seluas 25×10 meter yang melibatkan sekitar 20 warga binaan sebagai pekerjanya.
"Ada rencana untuk ditambah lagi, termasuk ditanami bibit jagung hingga kurma. Kita juga akan bangun kafe untuk menarik pengunjung datang kemari, karena keberadaan padi di Tanjungpinang sangat langka, bisa jadi objek wisata masyarakat," ujarnya.
Selanjutnya, pahlawan inovasi teknologi sekaligus pembina program SAE Rutan Tanjungpinang, Ady Indra Pawennari, menjelaskan bahwa tanaman padi seluas 25×10 meter tersebut masih dalam skala uji coba.
Namun demikian, jika dikembangkan secara massif pasti bisa menguntungkan, terutama dari sisi peluang usaha pertanian padi.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan dukungan dan kerja sama pemerintah daerah beserta semua pihak terkait dalam upaya mengembangkan sektor tersebut.
"Varietas padi yang ditanam ialah Infari 32. Dari perhitungan BPS, per hektare bisa menghasilkan enam ton padi," ungkap Ady.
Lanjutnya mengutarakan padi itu mulai ditanam tanggal 3 September 2023, lalu dipanen perdana dengan usia sekitar 105 hari.
Ady memfasilitasi langsung penanaman padi tersebut, mulai dari teknologi, bibit, mesin panen, dan pupuk cocopeat sekitar 300 karung. Sementara pihak Rutan Kelas I Tanjungpinang, menyiapkan lahan dan tenaga kerja.
Melalui program SAE ketahanan pangan, Ady membuktikan padi bisa tumbuh subur di Tanjungpinang. Padahal lahan yang ditanami itu, struktur tanahnya keras dan berbatu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur panen perdana padi di atas lahan bekas bauksit di Dompak