Lingga (Antaranews Kepri) - Pancur Pelantar Carnival 2018 memeriahkan perayaan malam Cap Go Meh di Pancur Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga.
Anggota DPRD Lingga, Sui Hiok menjelaskan malam yang merupakan tradisi penutup dari puncak perayaan tahun baru Imlek 2569 ini berbeda dari tahun sebelumnya yang dengan diramaikan oleh peragaan kostum barang bekas hasil kreatifitas dari anak-anak Akari Ceq Connon.
"Cap Go Meh adalah puncak dari malam tahun baru Imlek atau penutup dari perayaan Imlek, tahun ini agak sedikit berbeda karena ada kostum kreasi dari suku laut dan macam-macam," kata Sui Hiok yang juga merupakan tokoh Tionghua di Lingga, Minggu.
Kegiatan yang digelar pada Sabtu malam ini diinisiasi oleh Polres Lingga yang bekerjasama dengan masyarakat Tionghua Pancur, dan Akari Ceq Connon sebagai bentuk solidaritas dan toleransi sekaligus mempromosikan pancur sebagai kawasan wisata yang memiliki pemandangan indah di Kabupaten Lingga melalui Kostum.
Dalam siaran persnya Kapolres Lingga AKBP Ucok Lasdin Silalahi mengatakan sangat mengharapkan agar kegiatan ini dapat dijadikan sebagai event tahunan, bagi wilayah pancur dan pemerintah Kabupaten Lingga khususnya. Salah satu alasannya karena ramainya antusias masyarakat yang datang ke pancur untuk menyaksikan peragaan kostum recycle atau kostum dari barang bekas tersebut.
“Kami berharap untuk kegiatan ini kedepanya terus di laksanakan dan menambah motivasi masyarakat untuk berkreasi,” kata Kabag Ops Polres Lingga, Kompol Mukharom mewakili Kapolres Lingga.
Baca juga: Budaya Nusantara Meriahkan Cap Go Meh Tanjungpinang
Selain penampilan dari berbagai kostum daur ulang ini, malam cap go meh yang disejalankan dengan Pancur Pelantar Carnival 2018 ini juga diisi dengan penampilan dari barongsai dari kelenteng Dabosingkep.
Kemeriahan ini juga terlihat dari suasana riuhnya anak-anak dari vihara pancur yang membawa lampu lampion sebagai simbol kemeriahan dan kecerahan dari penutup perayaan Imlek.
Di berbagai daerah malam cap go meh dirayakan dengan berbagai keramaian dan festival dengan tujuan untuk memeriahkan malam tersebut, sesuai dengan filosofinya adalah jamuan besar.
Beberapa tokoh penting juga turut hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan dipelantar pancur tersebut, mulai dari Ketua Dekranasda dan Kepala Dinas Perindustrian serta beberapa tokoh masyarakat lainnya juga turut hadir pada kegiatan tersebut. (Antara)
Editor : Pradanna Putra
Anggota DPRD Lingga, Sui Hiok menjelaskan malam yang merupakan tradisi penutup dari puncak perayaan tahun baru Imlek 2569 ini berbeda dari tahun sebelumnya yang dengan diramaikan oleh peragaan kostum barang bekas hasil kreatifitas dari anak-anak Akari Ceq Connon.
"Cap Go Meh adalah puncak dari malam tahun baru Imlek atau penutup dari perayaan Imlek, tahun ini agak sedikit berbeda karena ada kostum kreasi dari suku laut dan macam-macam," kata Sui Hiok yang juga merupakan tokoh Tionghua di Lingga, Minggu.
Kegiatan yang digelar pada Sabtu malam ini diinisiasi oleh Polres Lingga yang bekerjasama dengan masyarakat Tionghua Pancur, dan Akari Ceq Connon sebagai bentuk solidaritas dan toleransi sekaligus mempromosikan pancur sebagai kawasan wisata yang memiliki pemandangan indah di Kabupaten Lingga melalui Kostum.
Dalam siaran persnya Kapolres Lingga AKBP Ucok Lasdin Silalahi mengatakan sangat mengharapkan agar kegiatan ini dapat dijadikan sebagai event tahunan, bagi wilayah pancur dan pemerintah Kabupaten Lingga khususnya. Salah satu alasannya karena ramainya antusias masyarakat yang datang ke pancur untuk menyaksikan peragaan kostum recycle atau kostum dari barang bekas tersebut.
“Kami berharap untuk kegiatan ini kedepanya terus di laksanakan dan menambah motivasi masyarakat untuk berkreasi,” kata Kabag Ops Polres Lingga, Kompol Mukharom mewakili Kapolres Lingga.
Baca juga: Budaya Nusantara Meriahkan Cap Go Meh Tanjungpinang
Selain penampilan dari berbagai kostum daur ulang ini, malam cap go meh yang disejalankan dengan Pancur Pelantar Carnival 2018 ini juga diisi dengan penampilan dari barongsai dari kelenteng Dabosingkep.
Kemeriahan ini juga terlihat dari suasana riuhnya anak-anak dari vihara pancur yang membawa lampu lampion sebagai simbol kemeriahan dan kecerahan dari penutup perayaan Imlek.
Di berbagai daerah malam cap go meh dirayakan dengan berbagai keramaian dan festival dengan tujuan untuk memeriahkan malam tersebut, sesuai dengan filosofinya adalah jamuan besar.
Beberapa tokoh penting juga turut hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan dipelantar pancur tersebut, mulai dari Ketua Dekranasda dan Kepala Dinas Perindustrian serta beberapa tokoh masyarakat lainnya juga turut hadir pada kegiatan tersebut. (Antara)
Editor : Pradanna Putra