Tanjungpinang (ANTARA) - Perusahaan Umum Bulog Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengimbau warga tidak perlu "panic buying" terhadap produk beras karena persediaan bahan pangan itu mencukupi.
Kepala Perum Bulog Tanjungpinang Riki Maskudri di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan "panic buying" merupakan perilaku membeli suatu kebutuhan dan menimbunnya dalam jumlah yang banyak pada saat terjadi situasi darurat tertentu. Perilaku ini menyebabkan barang dengan persediaan yang seharusnya mencukupi menjadi langka.
Kelangkaan barang, terutama komoditas kebutuhan masyarakat menyebabkan harganya menjadi tinggi.
Stok beras kualitas medium di Gudang Bulog mencapai 1.200 ton. Saat ini, beras kualitas medium seberat 1.300 ton juga didatangkan dari Sulawesi Selatan ke Tanjungpinang.
"Persediaan beras Bulog itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan selama sekitar satu semester," katanya.
Riki mengemukakan beras kualitas medium cukup baik dikonsumsi masyarakat. Harga beras kualitas medium yang dijual Bulog kepada para agen sembako sebesar Rp8.600/kg.
Beras tersebut tidak dijual eceran per kg, melainkan per karung dengan berat 50 kg per karung. Para agen biasanya menjual beras tersebut kepada masyarakat dengan keuntungan sekitar Rp1.000 per kg.
"Jumlah agen beras yang aktif di Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) 30 orang," ujarnya.
Selain menjual beras, Bulog Tanjungpinang juga memastikan persediaan minyak goreng kemasan mencukupi. Harga eceran tertinggi minyak goreng Bulog sebesar Rp14.000 per liter.
"Kami jual minyak goreng ke agen sebesar Rp13.000 per liter," katanya.
Komentar