Batam, Kepri (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan pengembangan fasilitas kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) dan kawasan ekonomi khusus (KEK) memiliki peran penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Batam, Kepulauan Riau.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Indra Soeparjanto menilai kedua fasilitas tersebut mampu menarik banyak investor untuk membangun industri baru di Batam.
"Dengan adanya fasilitas-fasilitas itu, investor masuk ke sini (Batam). Dari zaman Otorita Batam, kemudian jadi FTZ, dan kemudian KEK, semakin banyak industri yang masuk, berarti kan skala ekonominya terus berkembang," kata Indra di Batam, Kepri, Rabu.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto mengatakan secara geografis, Batam memiliki keunggulan karena terletak di jalur pelayaran internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
"Selain untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing industri, pemberian insentif fiskal dan prosedural juga merupakan komitmen Bea Cukai terhadap pelaksanaan fungsi trade facilitator dan industrial assistance," kata Nirwala.
Kawasan perdagangan bebas Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru.
Di kawasan tersebut, berbagai sektor mengalami perkembangan, seperti industri manufaktur, elektronik, galangan kapal, pariwisata, dan logistik.
"Untuk kawasan bebas, kami memberikan insentif fiskal berupa pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor (PDRI) atas pemasukan barang dari luar negeri ke kawasan bebas, dan PPN tidak dipungut atas pemasukan barang dari wilayah domestik lain ke dalam kawasan bebas," kata Nirwala.
Kawasan berfasilitas lainnya di Batam, yakni KEK.
Saat ini, di Batam terdapat tiga KEK, yaitu KEK Batam Aero Technic dengan kegiatan usaha di antaranya produksi dan pengolahan; logistik dan distribusi; riset, ekonomi digital, dan pengembangan teknologi; dan/atau ekonomi lain.
Lalu KEK Nongsa yang memiliki kegiatan usaha riset, ekonomi digital, dan pengembangan teknologi; pariwisata; pendidikan; industri kreatif; dan ekonomi lain. Serta KEK Tanjung Sauh dengan kegiatan usaha produksi dan pengolahan.
Untuk KEK, insentif fiskal yang diberikan Bea Cukai di antaranya pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PDRI untuk importasi barang modal dalam rangka pembangunan dan pengembangan KEK.
Lalu, untuk insentif nonfiskal berupa kemudahan perizinan berusaha satu pintu melalui administrator KEK; pengaturan larangan pembatasan; kemudahan imigrasi dan ketenagakerjaan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkeu sebut pengembangan KEK turut kerek pertumbuhan ekonomi Batam
Berita Terkait
Korbinmas Polri: Situasi kamtibmas usai pilkada berjalan dengan baik
Rabu, 4 Desember 2024 15:44 Wib
25.108 pemilik kendaraan di Kota Batam miliki kartu pengendali Pertalite
Rabu, 4 Desember 2024 14:40 Wib
Lapas Batam usulkan 88 warga binaan terima remisi Natal 2024
Rabu, 4 Desember 2024 12:45 Wib
Dispora Batam tingkatkan daya saing pemuda dengan dua pelatihan
Rabu, 4 Desember 2024 10:26 Wib
Pelabuhan Batam Centre butuh tambahan ponton hadapi libur Natal dan Tahun Baru
Rabu, 4 Desember 2024 7:58 Wib
Begini kronologi penyebab PMI koma di Singapura
Rabu, 4 Desember 2024 6:54 Wib
ASDP Kota Batam siapkan 18 kapal untuk angkutan akhir tahun
Selasa, 3 Desember 2024 18:10 Wib
Polda Kepri tangkap pelaku ITE yang gunakan foto pejabat TNI-Polri
Selasa, 3 Desember 2024 17:11 Wib
Komentar