Amsakar ajak 2.400 wanita tani tanam cabai di pekarangan

id kepri batam,kwt,dkpp,pertanian ketahanan pangan,cabai inflasi

Amsakar ajak 2.400 wanita tani tanam cabai di pekarangan

Pembukaan sosialisasi Pekarangan Pangan Lestari di kawasan Batam Kota untuk 12 KWT oleh Wali Kota Batam Amsakar Achmad dan DKPP Kota Batam di Batam, Kepri, Selasa (6/5/2025). (ANTARA/Amandine Nadja)

Batam (ANTARA) - Wali Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Amsakar Achmad mengajak 2.400 perempuan yang tergabung dalam 80 Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk menanam cabai di pekarangan rumah sebagai upaya pengendalian inflasi.

Dalam kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan media tanam, Amsakar menilai di tengah keterbatasan lahan pertanian di wilayah pulau utama Batam, gerakan menanam cabai di pekarangan menjadi sangat penting.

“Kegiatan ini saya nilai memiliki urgensi besar karena Batam tidak memiliki lahan untuk pertanian. Yang selalu menjadi perhatian kami dan perhatian Kementerian Dalam Negeri yakni inflasi dan kenaikan harga komoditas, terutama cabai,” katanya di Batam, Selasa.

Baca juga: Penundaan tarif Trump pacu produksi barang ekspor di Batam

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam Mardanis menyebutkan bahwa jika setiap ibu menanam 20 polybag cabai di rumah, maka potensi produksinya bisa mencapai 40 ton.

“Ke depan, kami targetkan dalam lima tahun ada 10 ribu ibu-ibu yang menanam cabai di rumah,” ujarnya.

Program ini tidak hanya fokus pada cabai, tetapi juga mencakup tanaman sayuran cepat panen seperti kangkung dan bayam. Untuk cabai, waktu panen sekitar dua bulan, dengan hasil rata-rata bisa mencapai satu kilogram per polybag dalam waktu enam bulan.

“Ini sekarang kami masih di tahap sosialisasi. Nanti sekitar di bulan Juni akan kami gelontorkan bantuan berupa benih cabai dan sayur-sayuran, polybag, pestisida, tanah, semprotan, dan pupuk,” kata dia.

Baca juga: BMKG prakirakan cuaca Kepri Rabu, berawan dan berpotensi hujan

Pendampingan akan diberikan secara rutin oleh petugas DKPP Batam, satu petugas untuk tiap KWT, dengan satu petugas bisa menangani hingga 12 kelompok.

“Kami tidak ingin ibu-ibu cuma di beri bantuan benih dan pupuk lalu ditinggal. Tapi kami bantu, kami latih, dan kami awasi sampai bisa panen,” ujar Mardanis.

Amsakar juga menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki relevansi langsung dengan pengendalian inflasi daerah.

“Kegiatan ini bukan hanya solusi ekonomi rumah tangga, tapi juga kontribusi nyata untuk stabilitas harga di Batam,” kata dia.

Baca juga:

Pemkab Natuna menyiapkan tiga lokasi untuk dapur makan bergizi gratis

Peserta JKN di 4 kabupaten di Kepri sudah 98 persen

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE