Lebih dari 700 warga Palestina tewas ditembak Israel saat ambil air di Gaza

id gaza,israel,bantuan kemanusiaan gaza,palestina

Lebih dari 700 warga Palestina tewas ditembak Israel saat ambil air di Gaza

Noda darah terlihat di jerigen air usai serangan Israel kepada warga Palestina yang sedang mengantre di tempat pendistribusian air bersih di Nuseirat, Jalur Gaza, Minggu (13/7/2025) waktu setempat. Serangan kepada warga sipil itu mengakibatkan sejumlah warga tewas dan terluka termasuk diantaranya korban anak-anak. ANTARA FOTO/Reuters/Stringer/bar

Gaza (ANTARA) - Sejak Oktober 2023, lebih dari 700 warga Palestina, sebagian besar anak-anak, tewas ditembak tentara Israel saat mereka sedang mengambil air, demikian menurut otoritas setempat, Senin (14/7).

“Pendudukan Israel terus melancarkan perang kehausan yang sistematis dan disengaja terhadap rakyat Palestina di Gaza, melanggar secara terang-terangan semua konvensi internasional dan kemanusiaan,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza.

Otoritas Gaza menuduh pasukan Israel menggunakan air sebagai senjata perang dengan cara “merampas hak paling dasar warga Palestina.”

Disebutkan bahwa tentara Israel telah melakukan 112 pembantaian terhadap warga Gaza yang tengah mengambil air, menewaskan lebih dari 700 orang -- sebagian besar di antaranya adalah anak-anak --sejak Oktober 2023.

Pada Minggu (13/7), setidaknya 12 warga, termasuk delapan anak-anak, dilaporkan tewas akibat tembakan Israel saat sedang menunggu giliran mengambil air di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.

Kantor media tersebut juga menyatakan bahwa lebih dari 720 sumur air telah dihancurkan secara sengaja oleh militer Israel di Gaza.

“Serangan terhadap sumur air telah membuat lebih dari 1,25 juta warga Palestina kehilangan akses terhadap air bersih,” tambahnya.

Dalam pernyataan yang sama, militer Israel juga disebut menghalangi masuknya 12 juta liter bahan bakar setiap bulan, yang dibutuhkan untuk mengoperasikan jumlah minimum sumur air, stasiun pengolahan limbah, pengangkutan sampah, dan sektor vital lainnya di Gaza.

“Situasi ini telah menyebabkan lumpuh totalnya jaringan air dan sanitasi, serta memicu penyebaran wabah penyakit, khususnya di kalangan anak-anak,” lanjut pernyataan tersebut.

Pemerintah Gaza menyerukan kepada komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera bertindak menghentikan penggunaan air sebagai senjata perang oleh Israel, serta mendesak agar bahan bakar dan alat berat dapat segera masuk ke Gaza guna mengoperasikan kembali sumur dan stasiun pembuangan air limbah.

Sejak 2 Maret, Israel menutup semua perlintasan ke Gaza bagi bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan lainnya, memperparah krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah bagi 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut. Blokade ini telah mendorong Gaza ke ambang kelaparan, dengan banyak kematian akibat kelaparan yang mulai dilaporkan.

Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, militer Israel terus melanjutkan serangan brutal ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Lebih dari 58.000 warga Palestina tewas hingga saat ini, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti ini telah menghancurkan wilayah Gaza, menimbulkan kelangkaan pangan, dan menyebarkan berbagai penyakit.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang yang dilancarkannya di wilayah Gaza.

Sumber: Anadolu


Baca selanjutnya,
"Kota Kemanusiaan" di Gaza gagal...

Pewarta :
Editor: Yuniati Jannatun Naim
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE