Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau membangun tempat pengelolaan sampah di perumahan masyarakat Puak untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna Ferizaldi dikonfirmasi dari Natuna, Senin, mengatakan program itu merupakan pengelolaan persampahan berupa pengerjaan peningkatan dan rehabilitasi tempat pengolahan sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Program ini mendapatkan anggaran sebesar Rp598 juta.
"Pekerjaan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dana alokasi khusus (DAK) fisik bidang sanitasi dari pengentasan pemukiman kumuh terpadu (PPKT)," ucap Ferizaldi.
Ferizaldi menjelaskan pekerjaan ini menggunakan metode swakelola, yang dilaksanakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Lestari. KSM dibentuk oleh DLH bersama dengan Kelurahan Ranai.
Baca juga: Pemprov Kepri dan PT SMI bahas rencana pembiayaan dukung pembangunan daerah
Meskipun KSM ini bertanggung jawab untuk pelaksanaan, mereka tetap mendapatkan bimbingan dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan dari tenaga ahli yang ditunjuk.
Jumlah pekerja yang terlibat dalam proyek ini terdiri atas satu kepala tukang, tiga tukang, dan sembilan pekerja.
"KSM ini juga didampingi oleh tenaga teknis dan tenaga pemberdayaan masyarakat yang berkompeten. Mereka membantu dalam penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM), serta dalam pelaporan progres fisik dan data teknis lainnya sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis) yang telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR," ujar Ferizaldi.
Pelaksanaan pekerjaan berlangsung selama 90 hari kalender, dimulai pada 14 Mei 2025. DLH mencatat bahwa hingga Selasa (24/6), progres pekerjaan mencapai 27,86 persen.
Baca juga: BBKSDA intensifkan patroli cegah karhutla di Kepri
Tempat pengelolaan sampah ini dibangun di lahan milik Pemkab Natuna yang terletak di area perumahan Puak.
Perumahan Masyarakat Puak ini adalah perumahan baru yang sedang dibangun menggunakan DAK fisik oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Natuna.
Ferizaldi mengungkapkan bahwa proses pengerjaan mengalami kendala, di antaranya transportasi, khususnya terkait dengan pengiriman mesin pencacah, mesin press, dan kendaraan operasional.
"Peralatan ini dipesan langsung dari pabrik atau agen resmi di luar Natuna, yang membutuhkan waktu lama untuk pengirimannya," ucap dia.
Baca juga:
BMKG prakirakan cuaca Kepri hari ini berawan
Pemerintah Pusat dukung program beasiswa dokter spesialis Pemprov Kepri
Komentar