Batam (ANTARA Kepri) - Batam bersama dua kota lain di Indonesia ditetapkan sebagai percontohan pembenahan transportasi kota di dunia oleh organisasi internasional dari Jerman GIZ.
"Ada tiga kota di Indonesia yang dipilih sebagai 'pilot project', salah satunya Batam," kata Kepala Pusat Kajian Kemitraan dan Transportasi Kementerian Perhubungan Harry Boediarto.
Batam dipilih karena dinilai pertumbuhannya yang tinggi dengan masalah transportasi yang kecil.
"Batam relatif kota baru yang tumbuh dalam kecepatan tinggi," kata dia.
GIZ bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah akan membuat kajian dan memecahkan masalah transportasi di Batam, Manado dan Medan.
Selain membuat kajian, GIZ juga akan turut membiayai pembenahan masalah transportasi di tiga kota itu.
"Solusi disesuaikan dengan hasil investigasi tim mengenai masalah transportasi," kata dia.
Ia mengatakan saat ini, GIZ, Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah masih dalam tahap merancang nota kesepahaman, jika selesai, baru dilanjutkan dengan pembuatan kajian.
Batam dan dua kota lain di dunia akam bersamaan menjadi proyek percontohan bersama kota-kota lain di Afrika Selatan dan Kolombia.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam Zulhendri mengatakan pemerintah siap menjadi "pilot project suistainable urban transport" dunia.
Ia mengatakan Batam belum memiliki masalah transportasi yang kompleks. Meski begitu, perlu diantisipasi dengan kajian yang lengkap.
Sebagai tahap awal pembenahan transportasi kota, ia mengatakan pemerintah segera membuat Rencana Induk Sistem Transportasi Perkotaan.
"Batam belum punya rencana induk transportasi. Yang kami punya hanya hasil survei Pemerintah Jepang, Unpad dan UGM," kata dia.
Pemerintah kota akan menyelaraskan rencana induk transportasi itu dengan yang dimiliki pemerintah provinsi. (ANTARA)
Editor: Rusdianto
Komentar