ConocoPhillips Indonesia Tidak Berencana PHK Karyawan

id Conoco,Phillips,Indonesia,Tidak,Berencana,PHK,batam,Karyawan

Penghematan, seperti di daerah operasi kami, contohnya pemakaian kapal logistik, itu kami bisa mengefisiensikan pengeluaran cukup lumayan
Batam (Antara Kepri) - Perusahaan minyak dan gas bumi, ConocoPhillips Indonesia tidak berencana melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya yang bertugas di wilayah kerja Provinsi Kepulauan Riau, meski kini industri minyak dan gas tengah terpuruk.

"Saat ini kami tidak ada rencana melakukan pemutusan kerja," kata Vice President Development and Relations ConocoPhillips Indonesia, Joang Laksanto di Batam, Kepulauan Riau, Senin.

Ia mengakui, industri migas merosot akibat turunnya harga minyak dunia yang tidak kunjung membaik, sejak beberapa tahun terakhir.

Meski begitu, Joang memastikan perusahaan yang beroperasi di Blok South Natuna Blok D PFC Kabupaten Anambas itu tetap akan berproduksi sesuai dengan komitmen bersama pemerintah sebelumnya.

"Produksi tetap sejalan dengan komitmen ke pemerintah," ujarnya saat halalbihalal bersama insan pers.

Untuk menyiasati kendala penurunan harga migas dunia, ConocoPhillips melakukan efisiensi agar tetap berproduksi secara efisien.

"Penghematan, seperti di daerah operasi kami, contohnya pemakaian kapal logistik, itu kami bisa mengefisiensikan pengeluaran cukup lumayan," ucap dia.

Pelayaran dipersiapkan secara matang dengan mengangkut logistik bersamaan dari satu wilayah ke wilayah lain.

Selain penggunaan kapal, ConocoPhillips juga melakukan penghematan dalam penggunaan pesawat carter yang memerlukan biaya besar.

"Mau enggak mau memang harus efisiensi," ujarnya.

Sementara efisiensi dilakukan, perusahaan masih akan fokus terhadap pengembangan pekerjaan yang ada.

Joang berharap harga minyak dan gas bumi dunia membaik, agar kegiatan perusahaan bisa normal kembali.

Namun, ia pesimis harga minyak dunia bisa kembali ke level 100 dolar AS per barel, seperti saat kejayaannya beberapa tahun yang lalu. Kini, harga minyak masih berada di kisaran 44-45 dolar per barel.

"Kami inginnya begitu, secara global, ada kenaikan," kata Joang. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE