Seorang bayi derita gizi buruk di Batam

id bayi gizi buruk di batam

Seorang bayi derita gizi buruk di Batam

(foto ilustrasi)

Dia tidak tahu, seharusnya bisa dibawa ke puskesmas. Seharusnya masyarakat yang menyadari ada bayi dengan kurang gizi langsung datang ke puskesmas

Batam (Antaranews Kepri) - Seorang bayi, VAK, yang berusia sembilan bulan menderita gizi buruk dan kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam, Kepulauan Riau.

"Ada seorang bayi yang dirawat di RSUD Embung Fatimah karena gizi buruk," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana usai meninjau RSUD Embung Fatimah Batam, Rabu.

Bayi VAK kini berada dalam penanganan intensif RSUD Embung Fatimah. Menurut Tjetjep kondisinya terus membaik.

Semestinya bayi VAK mengonsumsi Air Susu Eksklusif hingga usianya genap enam bulan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI. Namun, karena ibunya juga kekurangan asupan makanan, maka ASI yang dihasilkan juga kurang.

"Ibunya makan tidak mencukupi dan itu mempengaruhi kualitas ASI," kata dia.

Gizi buruk yang diderita bayi VAK murni karena kondisi ekonomi keluarga. Bukan karena penyakit bawaan dari lahir.

Tjetjep menyatakan, ayah bayi baru saja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Padalah ada lima anak yang harus dinafkahi.

Sebenarnya, kata dia, pemerintah memiliki sejumlah program untuk menekan angka gizi buruk, termasuk pemberian makanan tambahan untuk ibu menyusui.

Namun pengetahuan ibu kurang, sehingga tidak mendapatkan fasilitas cuma-cuma dari pemerintah tersebut.

"Dia tidak tahu, seharusnya bisa dibawa ke puskesmas. Seharusnya masyarakat yang menyadari ada bayi dengan kurang gizi langsung datang ke puskesmas," kata dia.

Hingga saat ini, Dinkes Kepri baru menemukan satu kasus gizi buruk karena kekurangan asupan gizi. Namun, Tjetjep tidak menutup kemungkinan ada bayi lain seperti bayi VAK.

"Kemungkinan itu ada. Tapi, untuk gizi, Kepri peringkat enam terbaik di Indonesia. Masyarakat kita tidak kekurangan gizi, karena banyak nelayan, tidak pernah kelaparan," kata dia.

Meski begitu, Tjetjep mengakui terdapat kasus anak dengan gizi kurang, namun belum sampai gizi buruk. Umumnya karena penyakit bawaan sejak lahir, bukan karena benar-benar kekurangan gizi.

"Seperti penyakit TB, bayi harus minum obat rutin, asupan makanan pasti terganggu. Kemudian penyakit malaria, saraf dan penyakit lainnya," kata Tjetjep.


Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE