"Horas Amang" bagaikan kisah hidup Tanta Ginting

id hiras amang, film, tata ginting, batak, budaya, cok simbara

"Horas Amang" bagaikan kisah hidup Tanta Ginting

Poster film "Horas Amang" yang kini juga tayang di bioskop Batam. Foto IG

Jakarta (ANTARA) - Aktor Tanta Ginting awalnya menyangka akan bermain dalam film komedi ketika mendapat tawaran berakting di film arahan Irham Acho Bahtiar, namun yang datang ke hadapannya sama sekali berbeda.

Dalam film "Horas Amang", Tanta berperan sebagai Maruli, anak kedua dari Amang (Cok Simbara), yang bekerja sebagai dokter ahli kanker. Maruli besar di kota dan tidak terlalu mempedulikan lagi adat istiadat dan budaya Batak.

“Ini adalah sebuah tantangan baru," kata Tanta saat berkunjung ke kantor berita ANTARA, Jakarta, Selasa.

Menurut pemilik nama lengkap Tanta Jorekenta Ginting, latar belakang dari tokoh Maruli yang ia perankan memiliki kesamaan dengan kisah hidupnya.

Aktor 37 tahun ini berasal dari Sumatera namun tumbuh besar di Amerika Serikat, kemudian kembali ke Indonesia untuk meniti karir di dunia akting.

Berjauhan dengan kampung halaman membuat Tanta sempat berpikir adat istiadat tidak terlalu penting, membuatnya pernah beberapa kali beradu argumen dengan sang ayah yang menjunjung tinggi budaya Batak.

“Bapak saya sangat dalam dengan budaya, salah satu senior kalau di komunitas Karo," tutur Tanta yang kini memahami alasan mengapa orang tuanya ingin dia mencintai identitas budaya sendiri.

Pencarian jati diri ketika masih menetap di Amerika Serikat membuatnya makin menghargai Indonesia yang kaya budaya dan adat istiadat.

Menurut Tanta, "Horas Amang" tak cuma mengangkat soal budaya Batak, tetapi drama keluarga berisi banyak pelajaran hidup.

Film yang disutradarai Irham Acho Bachtiar dan Steve Wantania ini diangkat dari pentas Teater Legiun pada 2016, berkisah tentang Amang (ayah) dari tiga anak yang berusaha sekuat tenaga agar mereka meraih kesuksesan kelak.

Kehidupan di dunia modern yang sibuk membuat anak-anak jadi mengabaikan sang Amang dan melupakan adat istiadat.

Amang pun menggunakan cara yang tidak biasa agar anak-anaknya kembali saling mengasihi dan menyayangi orangtua.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE