Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menargetkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah itu mencapai 800 ribu - 1,3 juta orang seiring dengan pengendalian COVID-19 dan kemudahan syarat bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang semakin baik.
"Tentu tahun ini dengan berbagai pelonggaran dan pengendalian virus COVID-19 yang terus membaik diharapkan capaian bisa menembus angka 800 (ribu) sampai 1,3 juta hingga akhir tahun ini," kata Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad di Batam, Selasa.
Ia menuturkan kondisi penanganan COVID-19 yang semakin baik diikuti berbagai program yang dirancang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam untuk mengundang turis lokal.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam telah menyiapkan 168 kegiatan untuk menggaet kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri hingga akhir 2022.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam Ardiwinata mengungkapkan salah satu dari kegiatan pariwisata yang akan dilaksanakan yakni Kenduri Seni Melayu dengan menghadirkan peserta dari seluruh Indonesia.
"Jadi event bersama ada pemerintah swasta dan kolaborasi berdua. Tetapi fenomena mengemas event itu tidak satu tahun lamanya. Ada yang tiga bulan, bahkan ada yang satu bulan. Yang penting terus bergerak, tidak ada masalah," ujar Ardiwinata.
"Tentu tahun ini dengan berbagai pelonggaran dan pengendalian virus COVID-19 yang terus membaik diharapkan capaian bisa menembus angka 800 (ribu) sampai 1,3 juta hingga akhir tahun ini," kata Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad di Batam, Selasa.
Ia menuturkan kondisi penanganan COVID-19 yang semakin baik diikuti berbagai program yang dirancang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam untuk mengundang turis lokal.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam telah menyiapkan 168 kegiatan untuk menggaet kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri hingga akhir 2022.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam Ardiwinata mengungkapkan salah satu dari kegiatan pariwisata yang akan dilaksanakan yakni Kenduri Seni Melayu dengan menghadirkan peserta dari seluruh Indonesia.
"Jadi event bersama ada pemerintah swasta dan kolaborasi berdua. Tetapi fenomena mengemas event itu tidak satu tahun lamanya. Ada yang tiga bulan, bahkan ada yang satu bulan. Yang penting terus bergerak, tidak ada masalah," ujar Ardiwinata.