Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyambut baik investasi pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pulau Bintan, apalagi dengan memanfaatkan potensi laut yang dimiliki daerah setempat.
"Kami bantu fasilitasi perizinannya, sehingga kerja sama dapat segera diwujudkan setelah semua regulasi dipenuhi," kata Gubernur Ansar seusai menyaksikan penandatanganan MoU antara Perumda Air Minum Tirta Kepri Dengan PT Tirta Bintan Perkasa di ruang VIP Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kamis.
Menurut Ansar, kedua belah pihak telah sepakat untuk membangun SPAM dan jaringan perpipaan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Pulau Bintan. Kesepakatan itu ditandatangani oleh Direktur Perumda Air Minum Tirta Kepri Mamat dengan Direktur PT Tirta Bintan Perkasa Agussalim Igarashi.
Baca juga:
Pemprov Kepri daftarkan 38 ribu nelayan jadi peserta program BPJAMSOSTEK
Enam daerah di Kepri nihil kasus aktif COVID-19
Perumda Air Minum Tirta Kepri merupakan penyelenggara pelayanan air minum bagi masyarakat Pulau Bintan, khususnya wilayah Tanjungpinang, Kijang, dan Tanjung Uban.
PT Tirta Bintan Perkasa merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang teknologi pengelolaan dan penyediaan sarana air bersih dan air minum SPAM dengan SWRO/BWRO serta jaringan perpipaan distribusi yang berkantor di Cilandak, Jakarta Selatan.
Sesuai kesepakatan, kata Ansar, pelaksanaan penyelenggaraan fasilitas SPAM dan jaringan perpipaan SWRO di Pulau Bintan akan terbagi atas dua tahap.
Tahap pertama dengan fasilitas SWRO 1 x 300 liter per detik diperuntukkan bagi Kota Tanjungpinang yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2024. Sedangkan tahap kedua dengan fasilitas SWRO 1 x 500 liter per detik diperuntukkan bagi Kabupaten Bintan yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2026.
Ansar mengatakan keterbatasan ketersediaan sumber air baku di Pulau Bintan masih menjadi salah satu permasalahan yang utama dalam pelayanan kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini diakibatkan kondisi/jenis dan struktur tanah di daerah itu tidak memiliki cekungan air dan daya serap tanah untuk menyimpan air.
"Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan infrastruktur perekonomian juga menjadi penyebab tidak sebandingnya kebutuhan dengan ketersediaan air bersih di Pulau Bintan," kata Ansar.
Baca juga:
Jusuf Kalla lantik Pengurus PMI Kepri 2022-2027
BPS Kepri kurangi petugas Sensus Pertanian
Ia menyampaikan kapasitas empat waduk yang menjadi sumber air baku yang dimanfaatkan oleh Perumda Air Minum Tirta Kepri dalam pelayanan air bersih di Pulau Bintan saat ini, yaitu Sungai Pulai, Sungai Gesek, Kolong Enam, Sungai Jago, ditambah Waduk Kawal yang segera dimanfaatkan ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Hal itu dapat dilihat dari daftar tunggu masih ada sekitar 5.000 pelanggan, dan cakupan pelayanan masih sebesar 48 persen dengan jumlah pelanggan yang terlayani masih sekitar 22.000 sambungan langganan.
"Untuk itu, pemerintah harus mencari alternatif lain untuk menambah sumber air baku. Tentu dengan biaya yang sangat besar," ucap Ansar.
Ansar mengutarakan setelah dicek bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini tarif dasar Perumda Tirta Kepri masih jauh di bawah tarif PDAM daerah lain, sehingga diusulkan tarif tersebut ditinjau ulang ketika pelayanan air bersih sudah lebih baik dari saat ini.
"Seperti pelayanan dengan SWRO ini nantinya yang juga kualitas air lebih baik, tarifnya akan kami tinjau ulang," demikian Gubernur Ansar.
Baca juga:
Seleksi calon guru PPPK di Batam diikuti 812 peserta
Biaya perbaikan kerusakan gedung DPRD Kepri diperkirakan Rp17 miliar
Komentar