Tanjungpinang (ANTARA News) -
Front Pembela Islam (FPI) meminta Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo
mengevaluasi kinerja Densus 88, karena dinilai terlalu berlebihan dalam
menangani kasus teroris.
Ketua Front Pembela Islam (FPI)
Habib Muhammad Rizieq Shihab, Selasa 30 November 2010, mengatakan, sikap
Densus 88 dapat mengundang fitnah di tengah masyarakat, karena
identitas beberapa orang yang meninggal dunia dalam penyergapan teroris,
tidak dapat diidentifikasi oleh Mabes Polri.
"Ada dua
orang yang diduga sebagai teroris meninggal dalam penyergapan yang
dilakukan Densus 88 hingga sekarang belum dapat diidentifikasi oleh
Mabes Polri. Hal itu akan menimbulkan fitnah di tengah masyarakat,
apakah benar yang meninggal itu teroris atau bukan," ujarnya di
Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau.
Habib Rizieq merasa
optimistis Kapolri dapat memperbaiki kinerja Densus 88. FPI tidak
meminta Densus 88 dibubarkan, melainkan mengubah tindakan dalam
menangani orang-orang yang diduga terlibat dalam jaringan teroris.
"Kami
tidak minta Densus 88 dibubarkan, melainkan tindakannya harus lebih
hati-hati karena dikhawatirkan melanggar hak asasi manusia. Jika tidak
berubah, maka sebaiknya Densus 88 dibubarkan," ujarnya.
Ia
menyatakan, FPI anti teroris, karena itu mendukung upaya Densus 88
membersihkan teroris di Indonesia. Namun, petugas Densus 88 harus lebih
cermat dalam menangani berbagai kasus teroris di Indonesia, jangan
sampai melanggar hak asasi manusia.
"Pelaku kejahatan juga
memiliki hak yang dilindungi negara.Kami setuju pelaku teroris
dilumpuhkan, tetapi tidak dibunuh apa lagi dihancurkan,"
ungkapnya.
Pengakuan orang yang dicurigai terlibat dalam
berbagai aksi teror dibutuhkan sehingga masyarakat tidak hanya mendengar
pernyataan dari pihak kepolisian. Densus 88 juga wajib membuktikan
kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang dicurigai sebagai teroris
atau terlibat dalam jaringan teroris.
Jika Densus 88
menyergap dan menembak mati orang yang disangkakan terlibat dalam
jaringan teroris, maka akan menimbulkan misteri dan berbagai persepsi
yang dapat melahirkan fitnah di tengah masyarakat. Sementara berdasarkan
kesaksian beberapa tetangga orang yang meninggal ditembak petugas
Densus 88 adalah guru ngaji dan orang baik-baik.
"Mungkin
yang meninggal itu teroris, atau mungkin saja orang baik-baik yang tidak
terlibat dengan kejahatan tersebut. Seharusnya setiap kejahatan
orang-orang yang diduga teroris atau terlibat dalam jaringan teroris
dibuktikan, jangan
langsung dibunuh," katanya. (ANT-NP/Btm2)
Berita Terkait
Polres Bintan-Kepri tangkap seorang pria penanam pohon ganja di kebun
Kamis, 25 April 2024 13:31 Wib
Polisi selidiki kasus kematian remaja yang over dosis narkotika
Kamis, 25 April 2024 12:26 Wib
Polisi dalami penyalahgunaan narkotika Chandrika Chika
Rabu, 24 April 2024 15:39 Wib
Anggota Kompolnas minta atasan 5 oknum polisi terlibat narkoba untuk diperiksa
Selasa, 23 April 2024 10:23 Wib
Rahma daftar di Partai Demokrat untuk maju Pilkada Tanjungpinang
Selasa, 23 April 2024 7:33 Wib
Calon perseorangan Pilwako Tanjungpinang wajib didukung minimal 16.708 orang
Senin, 22 April 2024 8:12 Wib
Ini tanggapan Pj Wali Kota Tanjungpinang terkait kasus hukumnya
Minggu, 21 April 2024 7:03 Wib
Pendeta Gilbert Lumoindong kembali dilaporkan ke polisi
Minggu, 21 April 2024 6:33 Wib
Komentar