Pemulihan bencana, Kepri analisis dampak tanah longsor Natuna

id longsor natuna,longsor serasan,pempro kepri,tim asesmen,dampak longsor natuna,pemulihan pasca bencana longsor,bpbd kepri

Pemulihan bencana, Kepri analisis dampak tanah longsor Natuna

Ilustrasi: Petugas perbaikan jaringan listrik berjalan melintasi bangunan rumah terdampak tanah longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (12/3/2023). Data Tim Tanggap Bencana Serasan menyebutkan bencana tanah longsor di daerah tersebut terjadi di tujuh titik yang disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/tom.

Tanjungpinang (ANTARA) - Sebagai bentuk pemulihan pascabencana, Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) mengirim tim asesmen guna menganalisis dampak tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepri Muhammad Hasbi di Tanjungpinang, Jumat, mengatakan, tim asesmen Kepri akan bersinergi dengan tim asesmen dari berbagai kementerian terkait untuk mempercepat proses pengumpulan data yang dijadikan sebagai acuan dalam memberikan bantuan.

"Informasi dan data yang dikumpulkan tim asesmen sebagai dasar dalam mengambil kebijakan pemulihan Serasan pasca-bencana," ujarnya.

Pemulihan kondisi pasca-bencana seperti perbaikan atau pembangunan baru infrastruktur pelayanan publik, jalan, listrik, jaringan telekomunikasi, dan sarana air bersih. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga mengalokasikan anggaran untuk pembangunan 100 unit rumah yang terdampak bencana.

Baca juga:
Pemkab Natuna target kesenjangan infrastruktur semakin kecil pada 2024

Logistik bagi pengungsi longsor Serasan cukup untuk 55 hari


Berdasarkan informasi Pemkab Natuna, kata dia, sejauh ini rumah yang hancur akibat tanah longsor sekitar 30 unit . Namun rumah yang rusak ringan dan rusak berat sekitar 100 unit.

Pembangunan rumah layak unit ini membutuhkan waktu cukup lama sehingga korban harus sabar menunggu. "Selama masa tunggu, para korban tinggal di tempat pengungsian yang disiapkan pemerintah," ucapnya.

Menurut dia, sekitar 2.200 orang bukan seluruhnya korban yang terdampak langsung bencana tersebut. Sebagian besar warga yang mengungsi merupakan warga yang khawatir terjadi tanah longsor susulan di tempat tinggal mereka.

Untuk membangun kembali semangat dan kepercayaan warga, kata dia, maka para ahli geologi akan menyampaikan kondisi Serasan yang sudah normal kepada warga.

Baca juga:
Akses jalan di Pulau Serasan mulai terbuka pasca bencana longsor

Tim kerahkan anjing pelacak K9 untuk cari korban longsor Natuna


"Ada hal serius lainnya yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam proses pemulihan kondisi bencana yaitu mengobati rasa trauma warga. Ini perlu dilakukan segera untuk keberlangsungan hidup mereka agar terbebas dari rasa takut dan dapat beraktivitas secara normal," tuturnya.

Jumlah orang yang dilaporkan hilang dalam bencana tanah longsor di Serasan sebanyak 54 orang, dan 50 orang di antaranya sudah ditemukan. Sementara satu dari 50 orang yang ditemukan petugas gabungan tersebut belum teridentifikasi.

"Pemerintah memperpanjang kembali masa pencarian korban hingga 18 Maret 2023, sedangkan masa tanggap darurat hingga 31 Maret 2023," ujarnya.

Lalu, bagaimana dengan kondisi masyarakat di Pulau Serasan Natuna pascalongsor?

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE