Sekretaris Umum BP2KKJ Indra Syahputra dihubungi dari Natuna, Minggu, mengatakan kajian akademik dilakukan oleh dua orang akademisi dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, yakni Dr Oksep Adhyanto dan Dr Bismar Arianto.
"Kami sudah membawa tim akademis ke Pulau Jemaja untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat di tiga kecamatan dan sudah selesai, dan juga tim akademis sudah meninjau potensi usaha yang ada di wilayah itu," ucap dia.
Menurut dia, keinginan pembentukan daerah otonom baru (DOB) tersebut merupakan keputusan masyarakat dan sumber dana untuk kegiatan kajian akademis merupakan hasil patungan dari masyarakat, baik yang berada di dalam maupun di luar Jemana.
"Rentang kendali dan kesenjangan pembangunan menjadi dasar mereka ingin membentuk DOB," ujarnya.
Dia mengatakan jika memasuki musim utara yakni bulan September-Februari, masyarakat Jemaja mengalami kesulitan untuk ke Ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas mengurus keperluan, sebab gelombang laut cukup tinggi.
Ia berpendapat bahwa dengan menjadi DOB, Jemaja akan cepat berkembang dan hal tersebut didukung dengan sumber daya alam yang mereka miliki.
"Kita punya potensi perikanan, perkebunan, peternakan hingga pariwisata," imbuh dia.
Kalau mengacu pada peraturan undang-undangan, kata dia, Pulau Jemaja belum layak membentuk DOB, sebab baru memiliki tiga kecamatan dengan penduduk kurang lebih 10 ribu jiwa. Namun, kata dia, jika mengacu kepentingan strategis nasional menjadi mungkin, sebab wilayahnya berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia dan rawan konflik.
"Kita sudah mendapatkan restu dari Bupati dan DPRD Anambas untuk pemekaran Kabupaten Jemaja, namun untuk bantuan anggaran belum direstui, walaupun kami sudah mengajukan beberapa kali," katanya.
Ia mengatakan perjuangan telah dimulai sejak 2021 dan akan terus digesa hingga keinginan tercapai.
"Kita terus berproses untuk mencapai keinginan bersama, oleh karena itu saya harap panitia dan masyarakat tetap solid," ucap dia.
Komentar