Batam (ANTARA Kepri) - Sebanyak empat perusahaan melirik Pulau Nipah, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, untuk dijadikan daerah tambat kapal dan fasilitas perdagangan.
"Sudah ada tiga-empat perusahaan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo di Batam, Jumat.
Ia mengatakan pemerintah akan melakukan seleksi kepada perusahaan untuk membangun pulau terdepan itu.
Pemerintah pusat berencana membangun beberapa usaha di Pulau Nipah, di antaranya labuh jangkar kapal-kapal internasional yang melalui Selat Malaka dan usaha perikanan.
"Di sana akan ada etalase perikanan," kata Menteri.
Sampai saat ini, kata dia, pemerintah masih membuat perencanaan pengembangan pulau yang nyaris tenggelam karena penambangan pasir.
Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan Pulau Nipah akan dikembangkan sebagai kawasan sentra pertumbuhan ekonomi berbasis pertahanan.
Di atas pulau 44 hektare (ha) itu, seluas 15 ha untuk pertahanan, dan 12 ha untuk bangun fasilitas, labuh kapal.
Selain labuh jangkar, juga akan dikembangkan usaha yang berkaitan dengan itu, yaitu pengisian bahan bakar dan penjualan air.
Bahan bakar akan dipasok dari Depo Pertamina Pulau Sambu sedangkan air dari Pulau Karimun Besar.
Diperkirakan kebutuhan bahan bakar untuk usaha itu sebanyak 6 juta liter. Sedang air bersih sebanyak 2,5 juta liter.
Ia mengatakan bahan bakar akan dijual dengan harga keekonomian.
"Pulau Nipah akan mampu melayani lima kapal berbobot 50.000 GT. (Y011/R010)
Editor: Rusdianto
Komentar