Polresta Tanjungpinang telusuri peredaran uang palsu di toko kelontong

id Polresta tanjungpinang,upal,uang palsu

Polresta Tanjungpinang telusuri peredaran uang palsu di toko kelontong

Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol Hamam Wahyudi saat memimpin kegiatan Jumat Curhat bersama warga setempat. (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Polresta Tanjungpinang, Polda Kepulauan Riau (Kepri) sedang menelusuri peredaran uang kertas palsu (upal) di toko kelontong, setelah menerima laporan dari warga daerah setempat.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak perbankan terkait keberadaan uang palsu di Tanjungpinang," kata Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol Hamam Wahyudi di Mapolresta setempat, Minggu.

Kapolresta juga menyampaikan jajarannya telah mengamankan barang bukti uang palsu dengan nominal Rp1 juta, dalam bentuk pecahan Rp100 ribu atau sebanyak sepuluh lembar yang diedarkan di warung-warung kelontong.

Ia pun memastikan uang yang diamankan itu memang palsu atau tidak asli, karena tak ada tertera logo Bank Indonesia (BI). "Jajaran kami mulai memburu pelaku pengedar uang palsu tersebut," kata dia.

Dari dugaan sementara, kata Kapolresta, peredaran uang palsu tersebut dilakukan oleh sindikat yang terorganisir. Modus yang digunakan terduga pelaku adalah membelanjakan uang palsu di toko kelontong.

Bahkan aksi terduga pelaku pengedar uang palsu itu pun terekam CCTV, sehingga identitas wajahnya sudah dikantongi oleh kepolisian.

"Kamj telah mendapatkan rekaman gambar CCTV yang diduga merupakan pelaku pengedar uang palsu," katanya menegaskan.

Salah seorang pedagang toko kelontong di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota Indra belum lama ini menjadi korban peredaran uang palsu.

Awalnya, kata dia, ada seorang pria datang berbelanja minuman seharga Rp10 ribu di warungnya dengan membayar uang senilai Rp100 ribu.

"Uang itu saya letakkan ke dalam lemari tanpa diteliti terlebih dulu, sedangkan sisa belanja sebesar Rp90 ribu dikembalikan kepada pria tersebut," ungkap Indra.

Beberapa jam kemudian, Indra mengambil uang Rp100 ribu untuk keperluan belanja kebutuhan barang-barang di warungnya.

Saat itu, ia merasa curiga ada yang berbeda dengan keaslian uang Rp100 ribu tersebut, diantaranya memiliki warna merah kusam dibanding warna uang aslinya.

"Selain itu, tak ada logo Bank Indonesia di uang itu. Saya baru sadar ternyata uang itu palsu," ucap Indra.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE