Anambas (Antara Kepri) - PT Star Energy, perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi minyak dan gas bumi di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, mengajak warga di daerah itu bekerjasama.
Vice President PT Star Energy, Asrul Saleh Amru saat mengadakan acara media gathering kepada seluruh wartawan yang berada di Kepulauan Anambas bertempat di Balai Pertemuan Masyarakat Siantan, tarempa, mengatakan, sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah lepas pantai itu akan memperhatikan masyarakat dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas dan media.
"Media Gathering ini dilakukan sebagai upaya silahturahmi antara Star Energy dengan media, Pemkab Anambas dan masyarakat. Sebab beberapa program yang dilakukan oleh Star Energy sangat membutuhkan peran media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas," ucapnya.
Dia menjelaskan , kemajuan apapun yang diperoleh Star energy merupakan dukungan semua pihak mulai dari masyarakat, pemerintah dan media. Apalagi saat ini Star Energy sedang melakukan pengeboran minyak di lepas pantai diwilayah itu , pengeboran tersebut sudah mencapai 2000 meter dan berharap bisa menghasilkan minyak dan gas, jika pengeboran tersebut berhasil secara otomatis akan menambah kesejahteraan bagi masyarakat kepulauan Anambas dengan bagi hasil yang lebih besar lagi tentunya.
" Saat ini kita sedang melakukan pengeboran di lepas pantai, kedalamannya sekarang sudah 2.000 meter semoga pengeboran ini berhasil. Jika pengeboran ini berhasil maka dana bagi hasil sebagai daerah penghasil akan mendapatkan bagian. Sesuai aturan yang berlaku jika daerah penghasil mendapatkan porsi 6 persen, 6 persen untuk
kabupaten dan kota di Provinsi Kepri dan 3 persen untuk provinsi, jadi total semua dana bagi hasil ada 15 persen dan selama ini telah berjalan," jelasnya.
Dibagian lain, Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Tengku Mukhtaruddin dalam kata sambutannya mengatakan, apapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Star Energy selama ini sudah cukup baik dan membantu pemerintah serta masyarakat Anambas, dia menilai jika dilakukan secara bersama maka akan bisa berhasil dan warga Anambas yang akan menikmati hasilnya kedepan.
"Jika awal pekerjaan sudah berjalan dengan baik maka hasilnya juga akan baik, terlebih untuk rekan-rekan media jika ada pemberitaan yang menghasut atau pemberitaan yang bisa membuat kita tidak nyaman maka hasil pekerjaan juga akan kurang maksimal," katanya.
Sebagai orang no 1 di Anambas ini menambahkan, selama ini perusahaan yang beroperasi di wilayah perairan Anambas walaupun sudah diatas 12 mil tapi karena daratan yang terdekat dengan daerah penghasil merasakan dampak dari migas dari dana bagi hasil yang kita terima setiap tahun.
Bupati kembali mengatakan , saat ini beberapa perusahaan migas sedang melakukan pengeboran dan eksplorasi di pantai lepas. Dengan harapan perusahaan tersebut bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dengan dampak yang baik juga bagi masyarakat Anambas.
Seperti diketahui perusahaan Star Energy, premier Oil, dan PT Lundin Petroluem sedang melakukan pengeboran dan eksplorasi dan diharapkan minyak yang ditemukan dan gas sebagai pendamping.
"Kalau pengeboran ini berhasil, mudah-mudahan minyak yang keluar dan kalau minyak yang dapat secara otomatis gasnya dapat, Tapi kalau gas saja minyak sudah pasti kurang. Produksi minyak juga tidak akan tetap dalam produksi yang sama tentu mengalami penurunan makanya dengan adanya sumur baru ini diharapkan bisa berhasil
dan tentunya Anambas juga akan merasakan dampaknya," terangnya.
Dalam acara tersebut, dipaparkan operasi migas di pantai lepas dan dilanjutkan program coorporate service responbility (CSR) terhadap masyarakat Anambas dan pelatihan dasar-dasar jurnalistik dengan narasumber Ulin Niam(mantan Ketua AJI Jakarta, Pendiri Berita1). Dalam pemaparannya Ulin Niam menyampaikan beberapa materi
dasar sebagai acuan Jurnalistik dan membahas berbagai tantangan dan kesulitan yang ditemukan wartawan dilapangan saat sedang melakukan tugas jurnalistiknya.
"Sebagai Jurnalis kita sering mendapat rintangan dan hambatan dalam menjalankan tugas dilapangan. Kadang narasumber sudah ditunggu hingga berjam-jam namun saat diwawancara hanya menjawab no coment. Belum lagi tekanan yang disampaikan oleh redaksi masing-masing dan tekanan dari orang yang diberitakan tidak selamanya
terima ketika tulisan sudah dimuat dikoran atau media elektronik," katanya.
Menurut Ulin, pemberitaan harus seimbang dan terutama jika berita tersebut sangat rentan dengan adanya unsur pidana terutama pemberitaan yang menyangkut korupsi.
Selanjutnya, masih kata dia , investigasi perlu dilakukan demi mencapai pemberitaan yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan di khalayak ramai dan tentunya pemberitaan tersebut tidak akan selalu menyenangkan orang lain.
"Kita sebagai jurnalis sering menghadapi berbagai hambatan apalagi jika pemberitaan tersebut bersifat investigasi, begitu berita sudah terbit yang bersangkutan kadang tidak terima. Belum lagi adanya tekanan dari masyarakat atau ormas yang sering mendatangi kantor-kantor redaksi sehingga perlu hati-hati dalam melakukan penulisan yang
terkadang bisa menjerat kita sebagai penulis," ujarnya. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir

Komentar