Batam (Antara Kepri) - Tempat Pembuangan Akhir Telaga Punggur Kota Batam Kepulauan Riau diperkirakan hanya mampu menampung sampah kota hingga 2026, jika sistem yang diterapkan masih tempat pembuangan akhir.
"Umurnya sembilan tahun jika dihitung dengan jumlah sampah yang ada dan perkiraan pertumbuhan penduduk ke depan, dihitung dari 2017," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Suleman Nababan di Batam, Kamis.
Lahan TPA Telaga Punggur amat terbatas, dan kini pun sampah yang terkumpul sudah menggunung dan rawan longsor.
TPA Telaga Punggur merupakan satu-satunya TPA di Pulau Batam. Memang rencananya pemerintah membangun satu TPA lagi, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, namun sampai saat ini belum terbangun.
"Menurut RTRW, di Kota Batam hanya dua TPA, yaitu di Pulau Batam dan Pulau Galang. Tapi yang digalang, lahannya belum," kata dia.
Pembangunan TPA di Galang masih terganjal status lahan yang menjadi perebutan Pemkot Batam dan Badan Pengusahaan Kawasan Batam.
Menurut dia, sulit untuk mengharapkan pembangunan TPA di Pulau Galang dalam waktu singkat. Solusi paling memungkinkan untuk mengatasi tumpukan limbah adalah memaksimalkan TPA Telaga Punggur dengan sistem dan teknologi canggih.
"Makanya perlu mengintensifkan TPA yang ada dengan teknologi pemusnah sampah," kata dia.
Sebenarnya rencana pemanfaatan teknologi TPA Punggur sudah dicanangkan sejak 2014.
Pemkot juga sudah pernah membuka lelang pengelolaan sampah, namun tidak ada perusahaan yang mendaftar sehingga proses tender dibatalkan, karena tidak didukung Perda.
"Gagal. Tidak ada yang mendaftar. Padahal banyak yang tertarik. Karena bea gerbang belum ada, orang jadi ragu-ragu mau masuk. Sementara nilai investasinya cukup besar, antara Rp 800 miliar sampai Rp 1,5 triliun," ujarnya.
Perda bea gerbang sampai saat ini masih menunggu dibahas DPRD Kota Batam yang dimulai pada masa sidang ke-2.
Ia optimistis, bila Perda rampung, maka akan banyak perusahaan yang tertarik ikut tender pengelolaan TPA Telaga Punggur, dan sampah tidak akan menumpuk terlalu tinggi. "Saya yakin," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar