Tanjungpinang (Antara Kepri) - Dinas Pariwisata Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengupayakan seluruh kerajinan tangan dari cangkang gonggong, hewan laut yang menjadi makanan khas masyarakat Pulau Bintan, dijual di Gedung Laman Boenda.
Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang Reni Yusneli di Tanjungpinang, Kamis, mengatakan Gedung Laman Boenda yang mirip dengan gonggong harus menambah daya tarik wisatawan, salah satunya dengan mengakomodasi seluruh hasil kerajinan tangan masyarakat yang berhubungan dengan gonggong.
"Kami akan mendorong agar hasil karya masyarakat yang berhubungan dengan gonggong, seperti bunga, pot bunga, asbak rokok, plakat, dan lainnya dijual di Gedung Gonggong. Ini akan menambah daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara," katanya.
Ia menambahkan makanan yang berbahan baku gonggong dan batik bercorak gonggong juga sebaiknya dijual di Gedung Gonggong.
Namun ia mengingatkan agar produk yang dihasilkan harus menarik mulai dari tampilan hingga rasa, berkualitas, dan tidak mahal.
"Hasil kerajinan tangan ini dapat menjadi buah tangan, diperkenalkan ke berbagai negara oleh para wisatawan," ucapnya.
Gedung itu nantinya dapat menjadi pusat kreativitas gonggong. Selama ini, penjualan hasil kerajinan tangan masyarakat yang berhubungan dengan gonggong terpisah-pisah sehingga sulit ditemukan pembeli.
"Ini sekaligus menunjukkan Gedung Gonggong sebagai ikon Kota Tanjungpinang, yang pastinya menarik, dan mudah ditemukan di pusat kota," ucapnya.
Kondisi saat ini, kata dia, Gedung Laman Boenda atau Gedung Gonggong tidak dimanfaatkan secara maksimal. Padahal banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke gedung itu.
Untuk mengoptimalkan penggunaannya, katanya, gedung itu dapat dimanfaatkan untuk menjual barang-barang unik yang terbuat dari gonggong, termasuk batik bercorak gonggong yang cukup terkenal.
Aktivitas perdagangan di dalam maupun luar gedung dapat dilaksanakan mulai pagi hingga malam hari.
Aktivitas itu juga dapat meningkatkan sumber pendapatan masyarakat, termasuk menghidupkan kembali suasana perekonomian kota yang pada malam hari sudah sepi.
"Kami ingin halaman gedung itu dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan para perajin gonggong. Kami optimistis usaha ini akan berkembang pesat," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar