TNI AL awasi limbah minyak Bintan

id Lantamal IV Tajungpinang,limbah minyak di perairan Bintan

TNI AL awasi limbah minyak Bintan

Ilustrasi: limbah minyak di salah satu pantai di Batam beberapa waktu lalu (antarakepri.com)

Saya berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kepri dapat menginisiasi komponen maritim untuk bersama-sama dan mengeluarkan 'marine notice' kepada para pengguna laut

Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengerahkan seluruh kapal patroli untuk memonitor meluasnya limbah minyak yang mencemari perairan Pulau Bintan.

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang, Kepulauan Riau Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno, di Tanjungpinang, akhir pekan mengaku telah menginstruksikan dan menginformasikan jajaran Kepala Patroli AL untuk memantau jika saat patroli melihat kapal yang sedang membuang lansen atau limbah minyak kotor.

"Agar segera ditindak untuk diproses pelanggaran pencemaran lingkungan," ujarnya.

Sementara untuk limbah yang sudah merebak saat ini, lanjutnya, jajaran Lantamal IV sudah menginstruksikan kepada anggotanau untuk mengambil sampel contoh limbah untuk dianalisa dan ditindaklanjuti dengan instansi terkait.

"Saya berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kepri dapat menginisiasi komponen maritim untuk bersama-sama dan mengeluarkan 'marine notice' kepada para pengguna laut," ujarnya.

Lantamal IV Tanjungpinang mengidentifikasi lebih awal muara minyak hitam yang merebak dari pembuangan ditengah laut dari sejumlah kapal-kapal yang melintasi perairan perbatasan antar negara Singapura dan Indonesia.

"Karena saat musim angin utara dan arus ke selatan, bisa saja terjadi itu dari kapal-kapal yang lego jangkar ataupun kapal-kapal yang melintas ke dan dari Selat Singapura," ujarnya.

Ia menginstruksikan seluruh jajarannya untuk segera menindak jika menemukan kapal-kapal tersebut membuang sludge oil ke laut

"Saya sudah instruksikan dan menginformasikan ke kapal AL yang patroli di sektor tersebut untuk menindak jika ketemu sedang membuang limbah ke laut," ujarnya.

Diketahui limbah minyak atau sludge oil tersebut menyebar hampir di seluruh wilayah Pulau Bintan, tepatnya di beberapa desa, di antaranya Kampung Semelur, Sialang, Kampe, Teluk Dalam, Penginang, dan Desa Berakit Kabupaten Bintan.

Keberadaan limbah tidak terhitung dengan puluhan pulau-pulau kecil yang ada di Bintan lainnya.

Keberadaan limbah sangat dirasakan masyarakat pesisir, Jang salah satunya, dia adalah penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan jaring Desa Berakit, yang mengeluhkan keberadaan limbah minyak itu.

Ia merasakan dampak dari limbah minyak yang merusak alat tangkap nelayan Desa Berakit dan 5 desa lainnya. Limbah menyebar di pesisir pantai dan mempersulit alat tangkap nelayan.

"Dengan adanya minyak ini banyak masyarakat terutama nelayan mengeluh, susah mencari ikan, terhambat untuk menangkap, sebab minyak lengket di jaring," katanya.

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE