Natuna (Antaranews Kepri) - Pemerintah Kabupaten Natuna menyusun dan menggali potensi wilayah dalam mendukung program inisiatif pengembangan pulau-pulau kecil (SIDI) oleh Kementerian Luar Negeri dalam upaya menjadikan Natuna sebagai geopark dunia.
"Saya berharap semua peserta mengikuti sosialisasi ini dengan baik, agar Natuna benar-benar menjadi geopark nasional bahkan dunia," kata Bupati Natuna, Hamid Rizal saat membuka acara sosialisasi persiapan pemerintah daerah untuk mendukung Natuna menuju geopark nasional di Natuna Hotel, Ranai, Natuna, Senin (29/10).
Ia menjelaskan, Natuna merupakan daerah strategis nasional yang kaya akan sumber daya alamnya, selain itu natuna adalah simbol kedaulatan negara, keamanan menjadi sangat prioritas.
"Daratan Natuna hanya satu persen, selebihnya laut, sementara negara tetangga sudah lebih dulu membangun kekuatan keamanan mereka, karena itu kita juga perlu menjaga dan mengelola potensi wilayah dengan maksimal," kata Hamid.
Selain meminta semua pihak mendukung program tersebut, ia menambahkan penetapan Natuna sebagai geopark nasional menuju geopark dunia nantinya akan berdapak baik bagi perekonomian masyarakat.
Hal senada juga disampaikan oleh Drs Dindin Wahyudin, DEA, Kepus BPPK multilateral Kementerian Luar Negeri dalam sambutan pada acara yang sama.
Ia mengatakan selain untuk kepentingan kedaulatan negara, program tersebut juga berbasis konservasi dan pariwisata serta akan berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat, untuk itu semua pihak terkait harus satu pemahaman.
"Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman, agar Natuna sebagai calon geopark nasional menuju geopark dunia akan terwujud," ujarnya.
"
Dalam kegiatan sosialisasi Kementerian Luar Negeri melibatkan tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diperkuat oleh pakar dari Universitas Padjadjaran guna melakukan kajian awal mengenai potensi Natuna sebagai geopark untuk tingkat nasional maupun menjadikan Natuna sebagai bagian dari Global Geopark Network of UNESCO.
Kabupaten Natuna memiliki banyak situs, termasuk batu granit berusia lebih dari 100 juta tahun. Bidang budaya dan sejarah juga tidak kalah menarik, termasuk tradisi pantun di Kepulauan Riau yang sedang diajukan menjadi salah satu warisan budaya dunia melalui UNESCO.
Sementara untuk potensi laut bisa menjadikannya sebagai geopark maritim karena peran Natuna masuk dalam sejarah Jalur Rempah Nusantara.
Dalam kegiatan sosialisasi banyak terungkap potensi daerah yang belum banyak diketahui, bahkan oleh masyarakat natuna itu sendiri.
Dunia perlu tahu, bahwa ada jalur perdagangan maritim dikenal dengan Jalur Kayu Manis dan Jalur Rempah yang dibangun oleh kerajaan besar Nusantara, Natuna adalah salah satu bandar laut internasional di abad keemasan Nusantara.
Dikelilingi empat negara serta berbatasan langsung dengan Laut China Selatan, Natuna merupakan bagian dari wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I), sebagai jalur perdagangan global yang sangat ramai.
Secara geopolitik, kawasan Natuna selama seribu tahun menjadi titik penting jalur pelayaran dari Laut China Selatan ke Samudera Hindia.
Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit (abad ke-7 hingga ke-11) Kepulauan Natuna telah menjadi pusat bandar laut internasional.
Tercatat lebih dari 10 ribu artefak sudah diverifikasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan telah diteliti para arkeolog, diantaranya berbagai peninggalan China dari era Dinasti Tang, Chung, Yuang, Ming, dan Qing, serta peninggalan dari kerajaan di Vietnam, Thailand, Khmer, Jepang, Iran, dan Eropa.
Tidak hanya itu, natuna juga kaya peninggalan dari berbagai kerajaan di Nusantara, itu merupakan bukti sejarah bahwa natuna adalah bandar laut makmur di era keemasan Sriwijaya dan Majapahit.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Natuna, Ketua DPRD Natuna dan para narasumber diantaranya Prof. Arief rahman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Mega fatimah rosana, kepala pusat penelitian geopark dan kebencanaan geologi, Universitas Padjadjaran, serta Aris kusworo, staf pusat survei geologi, badan geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (Antara)
Komentar