Natuna (ANTARA) - Nelayan Natuna berharap pemerintah memberikan bantuan armada yang menyerupai Kapal Ikan Asing (KIA) milik nelayan Vietnam agar bisa bersaing sekaligus ikut mengamankan laut Natuna Utara.

"Solusinya saya pikir pemerintah harus bantu kami dengan kapal yang sama, sudah terlalu lama masalah ini tidak selesai-selesai. Setiap kali melaut kita jumpa nelayan Vietnam, kalau pemerintah kewalahan jaga laut Natuna, kita bantu, asal ada kapal yang sama dengan Vietnam," kata Dedi, Nelayan Pering, Kelurahan Bandarsyah di Natuna Kepulauan Riau, Kamis (28/4).

Ia mengaku kecewa dengan banyaknya kapal ikan asing di perairan 45 mil sebelah utara Natuna, tempat ia menangkap ikan. 

"Saat ini kami tidak bisa berbuat banyak, jika kita disediakan kapal dan alat yang sama kita bisa bersaing, tetapi kita hanya boleh menangkap di wilayah situ saja (ZEE), jangan sampai alat yang sama nanti beroperasi di dekat-dekat pulau, itu akan jadi masalah," kata Dedi.

Nelayan Natuna, kata Dedi, memahami Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan ( PSDKP ) memiliki keterbatasan dalam pengawasan laut Natuna, karena itu mereka menawarkan solusi agar pencurian ikan oleh Kapal Ikan Asing tidak terjadi.

"Tidak bisa berharap banyak dengan kapal pengawas yang terbatas, kami mengerti, kita Indonesia luas, tidak hanya Natuna, namun paling tidak wilayah ini sudah sering diramaikan nelayan asing, mungkin bisa pengawasan di laut Natuna Utara ini lebih di prioritaskan," kata Dedi.

"Nelayan kita juga harus kompak, sama-sama untuk menangkap ikan di daerah tersebut, bukan seperti kapal cantrang yang di kirim pemerintah kemarin, harusnya cantrang bukan di tepi-tepi pulau seperti itu, di ZEE sana, bersaing dengan kapal Vietnam sana kalau berani, kami dukung," tambah Dedi.

Namun menurut Dedi, cantrang juga bukan solusi, karena keterbatasan kemampuan alat tangkapnya untuk menangkap ikan di laut Natuna Utara.

"Cantrang tidak bisa menangkap ikan di lokasi, rata - rata kedalaman diatas 100 meter, cantrang hanya bisa di ke dalam 60 meter saja, sedangkan kapal ikan Vietnam alatnya trol, gandeng dua kapal," kata Dedi. 

Ia menegaskan nelayan Natuna sanggup menjaga laut setempat dan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara maksimal jika dibantu peralatan canggih.

"Kami mau jika dikasih kapal yang sama, yang sama ya alatnya. Kami mau, kita sama-sama tangkap di lokasi tersebut, tidak masalah gunakan trol, dari pada laut kita dicuri terus, kita bersaing, ramaikan laut kita dengan alat yang sama, karena wilayah itu juga sampai hari ini kabarnya masih sengketa," ujar Dedi.

"Masyarakat biasa seperti kami tidak sanggup bikin kapal seperti itu, duit dari mana, biayanya mahal," tambahnya. 

Sementara itu, menanggapi pemberitaan sebelumnya terkait aksi Dedi bersama rekannya yang sempat mendatangi KIA dan mengatakan tidak adanya kapal pengawas perikanan dilokasi Kepala Satuan Kerja PSDKP Natuna saat dihubungi ANTARA mengatakan pihaknya setiap saat selalu berada di laut Natuna Utara.

"Kapal pengawas PSDKP masih tetap beroperasi di laut Natuna", jawabnya singkat.

"Maaf lagi di pesawat" katanya kemudian.


 

Pewarta : Cherman
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024