Batam (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM) Kepulauan Riau di Batam mengotimalkan layanan Surat Keterangan Ekspor (SKE) agar lebih efisien dari sisi waktu, guna mendukung pelaku usaha di wilayah tersebut dapat terus menembus pasar ekspor.
“Kami punya aplikasi Sipandan, ini memudahkan pelaku usaha dalam pengurusan izin edar, dapat dilakukan di mana saja, karena layanan bersifat daring,” kata Kepala Balai POM Batam Musthofa Anwari di Batam, Senin.
Dia menjelaskan, Sipandan melayani penerbitan SKE dan surat izin impor (SKI) di aman service level agreement (SLA) terus diperbaharui, dari awalnya enam jam SKI dan 24 jam untuk SKE.
Sejak 2021 dengan hadirnya SKI dari enam jam menjadi lima jam, dan SKE dari 24 jam menjadi delapan jam kerja.
“Dari 2024 kami meningkatkan lagi layanan Sipandan dengan semakin mempercepat pelayanan SKI dan SKE menjadi empat jam 30 menit untuk penerbitan SKI dan lima jam untuk penerbitan SKE,” katanya.
Dengan kemudahan layanan SKE dan SKI ini, kata Musthofa, diharapkan makin banyak produk UMKM Kepri yang tembus pasar ekspor.
Seperti pada 2023 produk UMKM Kepri menembus pasar ekspor di 32 negara, meningkat di 2024 menjadi 46 negara.
“Ini menunjukkan bahwa produk pangan Indonesia diterima baik dan digemari oleh negara lain,” katanya.
BPOM Batam juga mencatat, kemajuan dunia usaha melalui eksportasi juga menjadi potensi penyerapan tenaga kerja sejumlah 2.929 orang pada 2024.
Adapun produk pangan Kepri yang menembus pasar ekspor di antaranya cokelat, dan minyak goreng.
“Kepri memiliki potensi besar untuk memasarkan produknya ke luar negeri dan menjaga citra Indonesia di mata dunia,” ujarnya.
Baca juga:
BPOM Kepri awasi peredaran makanan menjelang Imlek
BPOM bersinergi dampingi UMKM Kepri guna pastikan keamanan pangan
BPOM Kota Batam kampanyekan pemilihan obat dan makanan aman lewat KataBPOM