Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meluncurkan tiga vaksin hewan buatan peneliti Kementerian Pertanian dalam acara Hari Rabies Sedunia sekaligus mencanangkan Indonesia bebas rabies pada 2030.
"Ketiga produk hasil penelitian dan pengembangan Kementan tersebut sangat penting, mengingat Indonesia adalah negara pengekspor babi terbesar yang cukup diperhitungkan. Apalagi virus adalah lawan yang tidak kelihatan dan bisa masuk ke semua sektor," kata Syahrul dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ketiga vaksin yang diluncurkan pada Jumat (8 /10) itu adalah vaksin Neo Rabivet yang sudah terintegrasi, terverifikasi dan memenuhi persyaratan CPOHB. Kedua, vaksin Afluvet HiLow yang merupakan vaksin kombinasi antara H5N1 dan H9N2.
Dan terakhir adalah serum Scovet ASF yang merupakan produk biologis berupa serum konvalescen African Swine Fever dari babi yang sembuh dari penyakit ASF.
Mentan menilai ketiga produk yang dikeluarkan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya ini sangat membanggakan, mengingat produk ini hasil karya pegawai Kementan, dan terutama produk serum ASF yang berdasar penelitian mampu meningkatkan kekebalan virus demam babi Afrika hingga 52 persen.
Produk tersebut menjadi solusi mengingat vaksin demam babi Afrika belum ada di dunia.
Terkait penyakit rabies, Mentan mengatakan penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan besar yang harus ditangani bersama, termasuk para kepala daerah dan semua pihak yang terlibat di sektor peternakan maupun pemeliharaan. Caranya melalui program pengendalian yang mengedepankan implementasi one health.
"Karena penanganan hewan itu bukan sesuatu yang mudah. Kenapa begitu? Karena virus rabies itu bukan hanya kita yang kena, tetapi tetangga juga kena. Apalagi kalau di tempat wisata. Ini bahaya banget," katanya.
Mentan menegaskan pentingnya pencegahan rabies untuk keselamatan hewan dan manusia. Dampak rabies tidak hanya pada kesehatan, namun juga akan berpengaruh pada ekonomi secara umum.
“Dan saya bersyukur dukungan pembebasan rabies di Indonesia terus menguat. Saya optimis tidak sampai 2030 kita bisa membebaskan Indonesia dari rabies,” kata Mentan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian Nasrullah menegaskan bahwa program pengendalian dan pemberantasan rabies merupakan komitmen kuat dari jajarannya untuk Indonesia yang lebih berkualitas.
Sejauh ini, kata Nasrullah, Kementan telah mengalokasikan vaksin dan operasional pengendalian rabies, khususnya untuk wilayah tertular dengan risiko tinggi.
"Untuk daerah tertular risiko tinggi, kita upayakan alokasi vaksin sebanyak 70 persen populasi hewan penular rabies. Sedangkan untuk daerah risiko rendah dan bebas, alokasi vaksin cukup untuk vaksinasi tertarget dan vaksinasi darurat," katanya.
Berita Terkait
KPK akan periksa keluarga SYL terkait pencucian uang
Sabtu, 20 April 2024 6:31 Wib
KPK telah periksa Hanan Supangkat terkait proyek pengadaan di Kementan
Selasa, 26 Maret 2024 12:34 Wib
KPK periksa Sahroni soal dugaan aliran uang dari SYL ke partai NasDem
Senin, 25 Maret 2024 11:37 Wib
Ahmad Sahroni: KPK sarankan NasDem untuk kembalikan uang Rp40 juta dari SYL
Jumat, 22 Maret 2024 15:10 Wib
Karantina Kepri musnahkan 1,9 ton barang sitaan
Jumat, 15 Maret 2024 7:52 Wib
SYL harap eksepsinya dapat diterima karena telah menjadi pahlawan saat COVID-19
Rabu, 13 Maret 2024 15:33 Wib
KPK kembali panggil dan periksa Hanan Supangkat dalam perkara TPPU SYL
Rabu, 13 Maret 2024 14:48 Wib
Penyidik KPK jadwalkan pemanggilan ulang Ahmad Sahroni
Rabu, 13 Maret 2024 13:53 Wib
Komentar