Batam (ANTARA) - Infinite Studios merampungkan produksi serial horor Losmen Melati di Kota Batam Kepulauan Riau, yang rencananya akan ditayangkan melalui platform streaming OTT, CATCHPLAY+, pada kuartal terakhir tahun ini.
Serial horor asli Indonesia langsung digarap oleh CEO Infinite Studios Mike Wiluan sebagai "showrunner" dan "director" dan menggandeng sutradara film bergenre paling dicari di Indonesia Billy Christian.
"Setelah 50 hari produksi, saya senang untuk mengatakan bahwa kami telah menyelesaikan 'princpal photography' pada proyek yang sangat mengesankan ini. Losmen Melati selalu menjadi usaha yang kompleks karena menggabungkan banyak adegan teknis yang melibatkan aksi, efek khusus, make up dan efek visual," kata Mike Wiluan di Batam Kepulauan Riau, Senin.
Cerita Losmen Melati berfokus pada perkebunan kolonial Belanda yang terpencil dan penuh teka teki yang berubah menjadi rumah tamu.
Serial Losmen Melati melompati empat periode waktu yang berbeda, menjelajahi masa lalu dan melayang ke masa depan, menunjukkan kengerian rumah terkutuk.
Losmen Melati dibintangi banyak pemain berbakat, di antaranya Alexandra Gottardo, Kiki Narendra, Dwi Sasono, Imelda Therrine, dan Cornelio Sunny.
Billy Christian tantangan dalam memproduksi serial horor Losmen Melati yaitu menyuguhkan detail dari setiap periode waktu yang ada dalam serial tersebut yaitu tahun 1900, 1917, 1927, dan 1997.
"Di Losmen Melati itu ada empat periode waktu 1900, 1917, 1927, dan 1997. Jadi di sini cukup tertantang. Ketika kita membuat ceritanya itu kita juga harus mempresentasikan masa itu, dari segi berbusana, tata rambut, musik , cara bicara. Karena tidak mungkin karakter Melati tahun 1927 dengan 1997 tidak ada berbeda busananya dan sebagainya, jadi kita benar-benar mikirin tiap periode itu seperti apa detilnya," kata Billy.
Losmen Melati, kata dia, juga menggambarkan berbagai budaya yang ada di Indonesia.
"Indonesia kaya akan berbagai budaya, yang berisi cerita-cerita cerita rakyat yang berhubungan dengan dunia supranatural. Losmen Melati mencoba merepresentasikan keragaman budaya ini di setiap episodenya," kata dia.
Serial itu juga memadukan akar budaya lokal dan unsur horor yang bisa dipahami secara universal.
"Bagi saya pribadi, ini adalah cara untuk mengajak penonton Indonesia, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal budaya sendiri dengan cara populer, yaitu melalu media film," kata dia.
Berita Terkait
Kemenkumham Kepri siap bangun zona integritas menuju wilayah bebas korupsi
Sabtu, 18 Mei 2024 12:50 Wib
Pemkab Natuna berikan alat bantu fisik kepada para penyandang disabilitas
Sabtu, 18 Mei 2024 10:33 Wib
3 calhaj Embarkasi Batam sembuh dan tunggu jadwal keberangkatan
Sabtu, 18 Mei 2024 8:34 Wib
Pemkot Batam ajak masyarakat semarakkan MTQH X 2024
Jumat, 17 Mei 2024 18:10 Wib
Disperindag Batam tingkatkan sosialisasi Fuel Card untuk beli Pertalite
Jumat, 17 Mei 2024 16:39 Wib
Pemkot Batam targetkan galang dana Rp2 M untuk korban longsor di Sumbar
Jumat, 17 Mei 2024 15:28 Wib
Dinkes Tanjungpinang lanjutkan program layanan KB gratis hingga Juni 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:09 Wib
Kemensos berikan bantuan ke pelaku usaha di Natuna Kepri
Jumat, 17 Mei 2024 11:14 Wib
Komentar