PM Malaysia: Tidak Ada Nasihat Perjalanan ke Indonesia

id najib, razak, nasihat, perjalanan, indonesia, malaysia, menteri, marty, kinabalu, anifah

PM Malaysia: Tidak Ada Nasihat Perjalanan ke Indonesia

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (Foto repro FB/kepri.antaraews.com)

Putrajaya, Malaysia,  (ANTARA/Bernama) - Pemerintah Malaysia tidak berencana mengeluarkan nasihat mengenai perjalanan ke Indonesia pada tahap sekarang, walau ada kejadian terakhir di Kalimantan Barat pada Minggu, kata Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

"Kami perlu mempertimbangkan banyak hal kapan akan melakukan keputusan tersebut. Pada tahap ini, kami tidak akan mengeluarkan nasihat perjalanan kecuali situasinya memburuk," katanya di kantor Perdana Menteri, Rabu 2 September 2010.

Najib mengatakan perlu berkonsultasi dengan Wisma Putra (Kementerian Luar Negeri Malaysia) sebelum mengeluarkan imbauan perjalanan karena hal tersebut adalah masalah serius yang berkaitan dengan kepentingan kedua negara.

"(Mengeluarkan) sebuah nasihat perjalanan (travel advisory) merupakan masalah yang serius karena kami memiliki banyak kepentingan... pemerintah, bisnis dan hubungan pribadi dengan Indonesia," katanya.

Najib berbicara kepada sejumlah wartawan setelah menerima buku pesan Hari Kemerdekaan buatan tangan dari murid-murid Sekolah Bukit Damansara, yang juga ditandatangani siswa dari tiga sekolah di Singapura.

Pada kesempatan yang sama, hadir Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang juga merangkap sebagai Menteri Pendidikan.

Dikabarkan, Minggu (29/8), rumah seorang insinyur berusia 60 tahun di perkebunan kelapa sawit di Ketapang, Kalimantan Barat, telah dilempari batu sebagai aksi pencarian terhadap warga Malaysia.

Menurut laporan, insiden terjadi pada pukul 14.00 WIB. Lima orang menggunakan ikat kepala bertuliskan "Ganyang Malaysia", juga datang sambil mencerca Malaysia.

Najib mengatakan tidak ada aturan yang keras dan tepat, ketika ditanya sampai sejauh mana pemerintah Malaysia akan menyatakan saran perjalanan.

"Tetapi kami hanya akan menyatakan nasihat perjalanan bila situasi membutuhkan itu... ketika nyawa dalam bahaya atau saat kami memiliki informasi bahwa akan terjadi hal yang sangat serius," katanya.

Najib berharap isu ini akan dapat diselesaikan secara damai dan tidak berlama-lama, mengingat akan ada pertemuan antara Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Malaysia Anifah Aman di Kota Kinabalu pada 6 September guna membahas teritori laut kedua negara.

"Kami tidak boleh mengundang reaksi seperti unjuk rasa ekstrim seperti yang terjadi belum lama ini" kata Perdana Menteri.

Ia menambahkan, sangat sulit untuk menghindari permasalahan antara kedua negara bertetangga, terutama saat kedua negara memiliki wilayah perairan yang meluas, masalah yang belum sepenuhnya selesai.

"Tentunya, berbagai masalah akan bermunculan dari waktu ke waktu. Tetapi kami harus punya pendirian bahwa bila terjadi sesuatu, biarkan kami menyelesaikan isu tersebut dan tidak boleh ada campur tangan  pihak lain yang akan memperkeruh situasi," imbuh Najib. (F001/IFB/*Btm1)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE