BKKBN optimalisasi bonus demografi dengan penyiapan SDM

id Kepri,batam ,BKKBN ,sdm ,stunting ,indonesia emas

BKKBN optimalisasi bonus demografi dengan penyiapan SDM

Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto saat memukul gong sebagai tanda dibukanya Rakerda Program Bangga Kencana, Penurunan Stunting di Kepri pada Rabu (3/4/2024). (ANTARA/Jessica)

Batam (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) optimalisasi bonus demografi melalui penyiapan sumber daya manusia (SDM) untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.

Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto di Batam, Rabu mengatakan dalam mendukung hal tersebut, kuantitas dan kualitas penduduk dinilai sangat penting dalam upaya mengoptimalisasi bonus demografi.  

Ia menjelaskan terkait kuantitas, BKKBN terus memperkenalkan Program Keluarga Berencana, sementara terkait kualitas berdasarkan pada indeks modal manusia (human capital index).  

"Sekarang kita sudah mendekati pada angka TFR (Angka kesuburan total) yang seimbang. Ketika bicara kuantitas sebetulnya kenapa program KB sekarang berbeda dengan dulu, karena gencarnya melalui kampanye. Untuk kualitas, model dasarnya human capital index itu sebagai indikator kemudian harus terpenuhi," kata Tavip.

Dalam hal ini stunting menjadi persoalan yang sangat penting karena memiliki sektor yang berkesinambungan, mulai dari kemiskinan ekstrem, hingga meningkatkan kapasitas SDM.

"Bicara indikator yang berhubungan kuantitas itu bagaimana tetap bisa tercapai IKU (Indikator Kinerja Utama). Kemudian bagaimana dari sisi kualitas isu tentang stunting ini kemudian khususnya di Kepri bisa menyokong karena angkanya sudah relatif rendah dibanding angka rata rata nasional," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan terkait bonus demografi, merupakan peluang untuk mencapai kemakmuran dan kemajuan.

Ia menambahkan salah satu kunci memanfaatkan bonus demografi yang baik, yaitu dengan upaya menurunkan angka stunting.

Berdasarkan data SGGI Tahun 2022 prevalensi stunting di Kepri masih di angka 15,4 persen.

"Mesti mengalami penurunan dibanding tahun 2021, tapi masih jauh dari target nasional yang ada di angka 14 persen," kata Ansar.

Pada tahun 2024, Provinsi Kepri menargetkan prevalensi stunting pada kisaran angka 10,21 persen.

"Karenanya, kepada semua pemangku kepentingan di Kepri, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, perangkat desa, swasta dan seluruh lapisan masyarakat, bersinergi bersama, dalam rangka mewujudkan percepatan penurunan stunting di Kepulauan Riau," ujar Ansar.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN optimalisasi bonus demografi melalui penyiapan SDM

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE