Moskow (ANTARA) - Keputusan Prancis yang melarang atlet berhijab pada Olimpiade Musim Panas Paris adalah "tindakan segregasi yang mencolok," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Jumat.
Pernyataan itu muncul sehari setelah pelari cepat (sprinter) asal Prancis Sounkamba Sylla mengatakan dia dilarang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade karena dia mengenakan jilbab.
"Tindakan segregasi terang-terangan lainnya terjadi di Paris kemarin... Sudah jelas bahwa bahkan sebelum Olimpiade, acara olahraga ini tidak ada hubungannya dengan tujuan gerakan Olimpiade ... dan dalam semua hal bertentangan dengan semangat Olimpiade," kata Zakharova.
Dia membandingkan larangan tersebut dengan diskriminasi yang dihadapi oleh atlet dan jurnalis Rusia dan Belarusia di Olimpiade.
Sumber: Sputnik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia tuding Prancis diskriminasi atlet berhijab di Olimpiade
Berita Terkait
Polda Kepri memastikan seluruh personel pengamanan TPS sehat
Jumat, 29 November 2024 16:37 Wib
Garuda Indonesia bakal turunkan harga tiket pesawat mulai Desember 2024
Jumat, 29 November 2024 10:52 Wib
BP3MI Kepri: Pemulangan PMI masih akan berlangsung sampai Desember 2024
Jumat, 29 November 2024 9:45 Wib
Polresta Barelang gunakan kapal pancung kawal kotak suara dari TPS ke PPK Belakangpadang
Jumat, 29 November 2024 8:30 Wib
Diskon tiket pesawat bakal masuk Program Harbolnas
Jumat, 29 November 2024 6:42 Wib
Ditinggal tiga pemain, Carlos Pena maksimalkan skuat yang ada bela Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Jumat, 29 November 2024 6:00 Wib
BPBD Karimun rutinkan patroli antisipasi bencana hidrometeorologi
Kamis, 28 November 2024 17:01 Wib
UPTD PPA Kota Batam tangani 3 kasus KDRT di tahun 2024
Kamis, 28 November 2024 12:42 Wib
Komentar